Mampir sejenak disini setelah sekian lama tak pernah meninggalkan jejak tulisan. Banyak yang ingin kuceritakan, apa daya harus berlomba dengan kerjaan yang menumpuk sehingga waktu untuk menulis pun kadang sudah tak sempat lagi.
Sore ini disela-sela mengerjakan tugas, aku jadi ingat dengan postinganku di blog friendster 4 tahun lalu… Tepatnya dibulan Juli 2009 dimana aku menulis tentang kebebasan. Nah, kebetulan arsip tulisannya masih ada di komputerku dan karena sudah beberapa hari ini teman-temanku yang akan ikut lomba senam COC rutin latihan dengan diiringi lagu Donna,Donna, maka aku jadi ingat tentang tulisanku yang dulu…..
———–
24 Juli 2009
Semua orang pasti mendambakan yang namanya kebebasan……. Kebebasan dalam bertindak, kebebasan dalam berekspresi, kebebasan dalam memilih maupun kebebasan dalam menjalani hidup ini.
Beberapa waktu yang lalu aku menerima sebuah email dari seseorang yang sangat aku kenal. Dalam emailnya itu dituliskan bahwa entah mengapa sampai sekarang dia belum mendapatkan kebebasan dalam hidupnya. Entah mengapa dia merasa bahwa hidupnya berbeda dengan teman-teman seusianya. Disaat teman-temannya menikmati masa remaja dengan penuh kesenangan dan bisa berpacaran, dia masih terkurung dalam peraturan rumah yang belum membolehkan pacaran; disaat teman-temannya bebas keluar sore pulang malam, dia harus mematuhi waktu pulang sebelum jam malam; disaat teman-temannya menghabiskan waktu dengan bersantai, dia tidak boleh ikut dengan mereka. Hidupnya seakan terkurung, terpenjara dan hal itu sangat menyiksa hatinya. Bahkan dia menulis mungkin lebih baik mati saja daripada menjalani kehidupan terpenjara seperti ini. Astaga….apakah harga sebuah kebebasan harus ditebus dengan nyawa???
Aku menangis membaca email darinya…. Masa remaja memang sering diidentikkan dengan saat-saat penuh sukacita, dunia yang penuh keceriaan, dunia yang penuh warna, dan dia ternyata tidak bisa menikmati semuanya itu. Aku mengerti perasaanya….aku memahami gejolak hati yang dirasakannya….. aku bisa merasakan semuanya itu….karena aku pun dulu pernah mengalaminya……. Saat itu, kira-kira 10 tahun yang lalu aku pun mempunyai perasaan yang sama seperti itu. Merasakan bahwa duniaku seakan terkurung dan terpenjara, tak ada kebebasan di dalamnya, aku harus mematuhi peraturan ini dan itu yang ditetapkan orang tuaku, tidak ada acara kumpul sana kumpul sini sampai malam dengan teman-temanku, tidak ada namanya acara keluar malam, dan tidak ada namanya acara-acara yang berbau kesenangan…..tapi setelah melewati semua itu kini aku bersyukur bahwa aku bisa melaluinya, karena setelah melalui itu semua aku bisa mendapatkan kebebasan yang kucari…..kebebasan yang selama ini selalu bersembunyi dariku…..bukan kebebasan untuk bersenang-senang atau melakukan segala sesuatu semau gue, bukan kebebasan yang bersifat egois dan mengikuti nafsu….tetapi kebebasan yang mengajarku untuk lebih memahami hidup ini dengan penuh tanggung jawab.
Ternyata apa yang dulu pernah kualami kini dirasakan kembali olehnya. Aku hanya bisa memberi saran untuk bersabar kepadanya, dan jangan pernah berpikir menukar kebebasan yang diinginkan itu dengan nyawa…. Bukankah orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk buah hatinya? Pasti ada alasan kuat yang membuat orang tua bersikap seperti itu. Dan alasan itu adalah kasih sayang. Orang tua tak ingin diri kita terjerumus dalam kebebasan yang tidak tentu arahnya, kebebasan yang awalnya kita pikir baik belum tentu membawa kebaikan bagi kita. Belum mendapatkan kebebasan bukan berarti kita selamanya akan terpenjara, tapi masih menunggu saat yang tepat untuk diberikan kepada kita. Saat dimana kita lebih siap untuk menerima kebebasan itu dengan pikiran dan hati yang lebih matang dan bijaksana….
Semua orang memang mendambakan kebebasan….dan itu adalah hal yang sangat mendasar dalam hidup ini. Ada saatnya dimana kita harus bisa berdamai dengan ketidakbebasan yang mungkin membuat hidup kita merasa terpenjara dan ada saatnya pula dimana kita harus bisa memperjuangkan kebebasan yang kita inginkan…….
Untuk seseorang yang sangat kukenal, semoga kau membaca tulisanku ini. Percayalah….Tuhan pasti selalu memberi yang terbaik untuk hidupmu….
Bicara tentang kebebasan, kurasa lirik lagu Donna Donna ini sangat bagus banget, dimana kata-kata kiasan dalam lagu ini sangat mewakili perasaan mereka yang mencari kebebasan dalam hidupnya….
On a waggon bound for market
there`s a calf with a mournful eye.
High above him there`s a swallow,
winging swiftly through the sky.
Chorus:
How the winds are laughing,
they laugh with all their might.
Laugh and laugh the whole day through,
and half the summer`s night.
Donna, Donna, Donna, Donna; Donna, Donna, Donna, Don.
Donna, Donna, Donna, Donna; Donna, Donna, Donna, Don.
“Stop complaining!” said the farmer,
Who told you a calf to be?
Why don`t you have wings to fly with,
like the swallow so proud and free?”
Chorus
Calves are easily bound and slaughtered,
never knowing the reason why.
But whoever treasures freedom,
like the swallow has learned to fly.
—————-
Ah, kembali lagu Donna Donna ini mengingatkanku pada seseorang. Tak terasa sudah lebih dari 4 tahun aku menerima email darimu…. Dan semuanya baik2 saja kan? 🙂
Kata2 ini “…mungkin lebih baik mati saja daripada menjalani kehidupan terpenjara seperti ini.” sama sprt yg aku rasain, tapi aku suka postingan ini karena saran anda utk tetap sabar. 🙂
Yup… Tetap sabar dan berserah. Hidup kita adalah anugerah.