Rasanya sayang sekali jika tidak mendokumentasikan cerita tentang saat2 kehamilanku dan juga kelahiran Nela. Karena blog friendster sudah gak ada dan ceritaku sudah hilang disana, maka mumpung aku masih punya arsipnya maka kutuliskan sekali lagi disini. Oh ya, tanggal2nya ku ikut saja sesuai tanggal postinganku di blog friendster dulu 🙂
10 Mei 2010 : Hadirmu: Kan selalu kami tunggu…..
Sudah lama sekali aku gak nulis di blog ini, dua bulan lebih…. jadi kangen juga karena ada banyak sekali cerita yang ingin kutuliskan disini.
Pertengahan bulan Maret kemarin, akhirnya aku mendapatkan kabar bahagia. Setelah menunggu selama 3 bulan, akhirnya kabar sukacita itu datang menghampiri kami. Anugerah terindah itu kini telah hadir dalam tubuhku. Puji syukur tak terhingga aku dan kakak naikkan saat tahu bahwa aku telah hamil 5 minggu saat itu. Keluargaku dan keluarga kakak juga menyambut gembira kabar sukacita itu. Kehamilan pertamaku ini membuat aku sangat senang. Terlebih juga karena aku masih bisa beraktivitas seperti biasanya, tidak ada rasa pusing, rasa lemas, rasa mual maupun hal-hal yang lain. Tapi ternyata hal itu tidak bertahan lama. Saat minggu ke 6 masa kehamilanku, datanglah hal yang sangat menakutkanku. Semua berawal tanggal 31 maret saat aku sudah bersiap untuk pulang kantor di sore hari. Tiba-tiba masuk telepon ke ruanganku yang meminta aku untuk mengecek penyediaan kabel LAN di salah satu sub unit yang kebetulan masih satu lingkungan dengan kantor cabang.. Aku pun segera mengecek ke sub unit tersebut. Bolak-balik naik turun tangga membuat nafasku jadi ngos-ngosan juga. Selesai dari sub unit tersebut aku dipanggil oleh Manajer untuk ikut rapat. Selesai rapat kira-kira sudah jam 6 sore. Pas mau pulang tiba-tiba aku merasakan hal yang tidak nyaman di tubuhku. Segera aku ke kamar mandi, dan betapa terkejutnya aku melihat ada bercak-bercak darah – maaf, dicelana dalamku. Ya Tuhan, aku pun langsung merasa takut. Dengan segera aku langsung pulang di kostku. Sepanjang perjalanan pulang, didalam becak aku hanya bisa menangis sambil mengelus perutku dan berkata “adik kecil bae-bae ya….. Tak henti-hentinya juga aku meminta tolong pada Tuhan agar menyelamatkan janinku. sampai ke kost aku langsung menelpon si kakak dan mamaku. Mereka memintaku untuk segera periksa ke dokter kandungan. Memang saat tahu hamil, aku belum memeriksakan diri ke dokter kandungan. Kehamilanku hanya aku ketahui lewat alat test yang kupakai saat haidku sudah terlambat. Rencananya aku baru akan kontrol ke dokter kandungan pada tanggal 3 april, saat kakak pulang ke kediri. Tapi ternyata aku sudah harus secepatnya pergi kontrol ke dokter. Bingung juga saat itu mau kontrol dimana karena aku belum mencari informasi tentang dokter kandungan di kota ini. Akhirnya aku pergi aja ke dokter kandungan yang praktek di RSIA yang sudah aku ketahui tempatnya. Datang kesana, banyak sekali pasien yang sudah ngantri. Sehabis daftar aku hanya disuruh duduk menunggu sampai namaku dipanggil. Kurang lebih hampir 1 jam menunggu, akhirnya namaku dipanggil juga. Saat itu sama dokter aku ditanya kapan haid terakhirku, setelah kujawab sebuah tanggal kulihat dokter tersebut menulis hamil 6 minggu di kartu kontrol. Setelah itu aku di USG, dan terlihatlah kantung kehamilanku. Sangat senang rasanya melihat hal itu. Setelah itu aku menyampaikan keluhanku berupa bercak darah yang ada di celanaku. Dokter itu bilang kalau itu adalah tanda-tanda keguguran. Terkejut sekali mendengar hal itu. Karena ini adalah kehamilan pertamaku, maka akupun ingin tahu banyak informasi tentang kehamilan. Saat kutanya ke dokter itu kira-kira apa penyebabnya dan apa saja yang harus aku lakukan agar terhindar dari ancaman keguguran, dokter itu hanya menjawab singkat : “kontrol aja minggu depan” seraya memberiku resep obat. Agak kecewa sih mendengar respon tersebut, karena aku sangat butuh informasi tentang kesehatanku dan juga janinku. Sampai satu minggu kedepan aku pun masih keluar bercak-bercak darah. Pas kontrol lagi kedokter tersebut, aku ditanya apakah masih keluar flek. Kujawab iya. Setelah itu aku di USG kembali. Pas di USG, dokter itu bilang kalau kantung kehamilanku sudah tidak ada.
Dokter : “Lho, kantungnya sudah hilang mbak”.
Aku sangat terkejut mendengarnya.
Aku : “Coba periksa lagi dok”. Air mata sudah mulai menggenang di mataku.
Dokter : “Ini sudah tak ada, mungkin sudah pecah”.
Aku : “Pecah karena apa dok? Aku Cuma keluar bercak-bercak, bukan darah yang banyak”
Dokter : “ Ini memang sudah hamil atau belum ya?”
Aku jadi terkejut mendengar perkataanya.
Aku : “Bukannya minggu lalu dokter yang bilang kalau aku hamil? Kan minggu lalu ada kantungnya. Tolong periksa lagi dok…”
Setelah lama menggerak-gerakkan alat di tubuhku, akhirnya dokter itu bilang “ nah, ini ternyata masih ada kantungnya.”
Lega sekali rasanya mendengar hal itu. Dokter segera menuliskan resep obat untukku. Pada saat aku baru saja mau membuka mulutku untuk bertanya, si dokter sudah bilang “Kontrol aja lagi minggu depan”. Duh, mengapa susah sekali untuk berkonsultasi ya? mengapa aku susah sekali mendapatkan informasi tentang kesehatanku dan janinku? Setelah menebus resep obat, aku pulang dengan perasaan yang tidak nyaman. Sampai 3 hari kemudian saat bercak-bercak masih terus keluar dari tubuhku, aku dan kakak akhirnya memutuskan untuk kontrol ke dokter lain saja. Ya, kami ingin tahu lebih lanjut tentang kondisiku yang sebenarnya. Kami memutuskan untuk mencari second opinion….
—————-
Ternyata sulit juga menentukan harus kontrol ke dokter kandungan yang mana setelah aku dan kakak memutuskan untuk mencari second opinion. Ibu kostku menyarankan aku untuk kontrol ke dokter kandungannya dulu. Lokasinya praktek dokternya di Pare, sebuah kota di pinggiran kabupaten kediri. Dulu ibu kostku juga pernah mengalami masalah dengan kehamilannya, saat kontrol dengan dokter langganannya di bilang tidak apa-apa. Ternyata pas kontrol di dokter yang di Pare, ternyata air ketuban ibu kost sudah pecah dini. Syukurlah akhirnya masih bisa diselamatkan. Ada juga seorang temanku yang istrinya lagi hamil dan kontrol di RS Baptis Kediri. Kata temanku dokter di RS tersebut bagus dan enak diajak konsultasi. Ibu-ibu teman kerjaku di kantor juga merekomendasikan dokter di RS Baptis itu. Kata mereka dulu mereka saat hamil sampai melahirkan ditangani oleh dokter tersebut. Awalnya aku dan kakak sepakat untuk kontrol ke dokter yang di Pare saja. Ternyata beliau tidak praktek setiap hari. Ibu kostku bersedia untuk mengantarkan aku untuk kontrol disana. Rencananya aku akan kontrol pada hari selasa pagi, tanggal 13 April. Aku pun sudah minta ijin untuk tidak masuk kerja hari itu. Eh pas senin malam ibu kostku bilang kalau dia belum bisa menemaniku kontrol besok karena ada rapat orang tua di sekolah anaknya. Kebetulan juga pada saat itu aku menerima sms dari atasanku kalau besok aku harus disuruh masuk kerja karena harus menyiapkan data sehubungan dengan kunjungan tim dari kantor pusat. Maka batal sudah rencanaku untuk kontrol. Si kakak bilang padaku agar aku pergi kontrol ke Rumah sakit saja daripada terus-menerus kena flek. Akhirnya hari selasa malam aku memutuskan untuk kontrol ke dokter kandungan di RS Baptis Kediri. Pas datang ke RS tersebut, aku merasakan pelayanan yang berbeda saat kontrol di dokter kandunganku yang dulu. Jika di dokter yang dulu aku hanya datang-daftar-duduk menunggu panggilan periksa-di USG-di beri resep obat-kemudian pulang, maka di RS pelayanannya begitu berbeda. Saat masuk ke poliklinik aku di timbang berat badan, di ukur tinggi badan, di tensi tekanan darah dan dihitung denyut nadiku. Setelah itu masuk ke ruang bidan. Disana aku ditanya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehamilanku seperti keluhan-keluhan selama ini. Setelah itu aku disuruh berbaring oleh bidan untuk memeriksa perutku. Setelah memeriksa perutku, aku melihat si bidan menulis dibuku rekam medisku : pergerakan janin belum terasa. Keluar dari ruangan bidan, aku menunggu panggilan untuk masuk ke ruangan dokter kandungan. Pas namaku dipanggil, aku segera masuk ke ruangan dokter. Ternyata itu adalah ruang USG, sedangkan ruangan periksa ada disebelahnya. Dokternya sangat ramah. Sebelum memeriksa beliau terlebih dulu menanyakan siapa nama panggilanku, dan mana suamiku. Setelah membaca rekam medisku, dokter mengatakan bahwa selama kehamilan sebisa mungkin tidak boleh ada bercak darah atau flek, itu pantang hukummnya karena itu adalah ancaman keguguran. Deg…!!! setelah itu dokter menyuruh aku berbaring untuk di USG. Pas di USG, sudah terlihat janin dalam kantung kehamilanku. Pas diukur, keluar umur kehamilanku yaitu 8 minggu. Tepat sesuai dengan hitunganku. Pas dokter masih menggerakkan alat itu di perutku tiba-tiba dokter berkata :”Lho, ini ada kista lho one di indung telurmu…” aku sungguh sangat terkejut. Tidak pernah membayangkan akan hal tersebut. “Ukurannya 3 x 3.37 cm” lanjutnya lagi.
Aku memberanikan diri untuk bertanya : “Apakah itu berbahaya dok?”
Dokter : “Itulah mengapa selama ini one mengalami bercak dan flek. Indung telur yang satu sudah tidak berfungsi, karena itu pertumbuhan janin terancam gugur.”
Aku : “Terus saya harus bagaimana dok?”
Dokter : “Kehamilan dari usia minggu pertama sampai minggu ke 16 sangat tergantung dari indung telur. Setelah minggu ke 16, maka plasentalah yang akan mengambil alih. Yang bisa saya lakukan sekarang adalah memberi one obat penguat, seakan-akan kedua indung telurmu masih berfungsi, padahal sebenarnya tidak. Jika telah melewati 16 minggu, maka itu bisa dibilang aman. Untuk itu, kita masih harus berusaha dan menunggu selama 8 minggu lagi dari sekarang”.
Aku : “Apakah itu membahayakan bagi janin saya dok?”
Dokter : “Jika janinmu bisa kuat, maka dia bisa melewatinya. Tapi jika tidak, maka mungkin terancam gugur. Karena itu banyaklah istirahat”
Aku : “Apakah ada pantangan lain dok?”
Dokter : “ Jangan berhubungan dan makanlah makanan yang matang. Ingat, harus matang!!! Jangan makan makanan yang mentah ataupun setengah matang. Dan ingat lagi satu hal, berdoalah pada Tuhan agar janin one bisa diberi kesehatan sampai pada waktu lahirnya tiba”.
Inilah dokter yang kucari, kataku dalam hati. Dokter yang bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan kesehatan janin dan kesehatanku juga.
Selesai dari ruang periksa dokter, aku menuju ke kasir sekaligus apotik untuk mengambil obat yang sudah diresepkan. Pas mau pulang, hujan turun deras sekali sehingga aku masih harus menunggu lama di depan RS. Setelah hujan agak reda, aku menyetop becak untuk pulang. Pas sampai kost sudah jam 10 malam. Sudah sunyi sekali di kos. Saat aku akan mengganti baju , tiba-tiba aku langsung terduduk lemas di tempat tidurku. Maaf, celana dalamku semuanya telah penuh dengan darah. Padahal aku sama sekali tidak merasakannya keluar. Saat itu aku langsung tahu kalau aku telah mengalami pendarahan. Ucapan “Tolong aku ya Tuhan Yesus, tolong adik kecil…”terus keluar dari bibirku. Segera kuambil obat yang diberikan dokter barusan. Karena aku tahu bahwa itu adalah obat penguat dan vitamin, maka 3 macam obat itu langsung aku minum. Pikirku saat itu semoga pendarahanku bisa berhenti. Saat aku ke kamar mandi, masih banyak bercak-bercak yang keluar. Aku langsung menelpon kakak dan menceritakan semuanya. Si kakak sangat kaget dan bilang padaku kalau akan segera pulang ke Kediri, padahal saat itu sudah mau jam setengah 11 malam. Saat di bis kakak menelponku dan menanyakan apakah aku masih pendarahan. Kujawab iya karena bercak-bercak darah itu masih terus keluar. Kakak menyuruhku untuk istirahat saja, jangan stres. Tapi siapa yang bisa tidur disaat itu? Yang kulakukan hanya berdoa, menyanyikan lagu-lagu pujian sambil menangis dan mengelus perutku sambil berkata : “Adik kecil bae-bae ya di dalam…..apa adik kecil marah sama mama? Apa perut mama sudah bukan lagi tempat teraman bagi adik kecil?” kata-kata itu entah sudah berapa puluh kali kuucapkan, dan saat itulah aku merasakan bagaimana besarnya kasih seorang ibu. Saat itu aku tidak memikirkan lagi diriku, yang kupikirkan hanyalah adik kecil, janin yang tumbuh di rahimku. Entah sudah berapa jam aku dalam keadaan seperti itu sampai kurasakan bahwa tenagaku seakan menghilang dan aku terlelap. Jam 5 aku terbangun. Kembali disaat teduhku kubawa doa untuk keselamatan adik kecil. Dan saat jam menunjukkan pukul 6 pagi, si kakak menelponku dan menyampaikan kalau sudah sampai di depan kostku. Aku segera membuka pintu pagar dan betapa terkejutnya kakak saat melihat kondisiku saat itu. Bajuku lusuh karena keseringan kupakai menghapus air mataku, rambutku acak-acakkan dan mataku bengkak dan sembab karena semalaman dan pagi ini terus menangis. Saat masuk ke kost dan bertemu ibu kostku, beliau juga kaget dengan keadaanku. Saat kuceritakan semua, beliau bilang : “kayaknya sudah jatuh lho”. Duh, aku sangat takut sekali.
Pagi itu aku dan kakak kembali ke RS Baptis. Sebelum masuk ke ruang periksa dokter, aku disuruh untuk tes darah dulu. Pas masuk ke ruang periksa, dokter membaca rekam medisku dan juga keluhan yang sebelumnya kusampaikan saat di ruang bidan.
Dokter : “Ya sudah, jika membaca rekam medis ini berarti tinggal diberikan obat peluruh agar janin bisa keluar semua”
Deg!!!! Aku dan kakak berpandangan. Jadi benar…….aku telah kehilangannya, pikirku. Tapi entah mengapa naluriku berkata kalau adik kecil masih ada di tubuhku. Gerakannya memang belum terasa, tapi ada sesuatu yang begitu erat yang seakan mengikatku untuk percaya kalau dia memang masih ada dan tumbuh dirahimku.
Aku : “dok, apa betul sudah tidak ada harapan lagi?”
Dokter : “ Dalam kehamilan, ada yang namanya keguguran spontan karena seleksi alam. Walaupun sudah diberikan penguat, namun tubuh tetap menolak keberadaan janin tersebut sehingga cepat atau lambat pasti akan gugur. Hal ini bisa disebabkan karena kelainan genetik yang mengakibatkan janin terbentuk tidak sempurna atau cacat sehingga tubuh kita akan berusaha untuk mengeluarkannya.”
Aku : “ apakah kasusku ini sama persis seperti itu?”
Dokter : “Belum tentu juga. Karena itu supaya kita tidak ceroboh, mari kita lakukan pemeriksaan ulang lewat USG, apakah memang sudah jatuh atau masih bisa bertahan.”
Aku : “Itu yang memang saya inginkan dok…Oh ya dok, bagaiman dengan hasil tes darahku tadi?”
Dokter : “Hasilnya belum keluar dari laboratorium. Setelah keluar, secepatnya akan dianalisa.”
Aku dan kakak menunggu lagi di luar sebelum kami masuk ke ruang USG. Kulihat kakak hanya duduk diam. Aku pun hanya bisa diam. Entah berapa lama kami tenggelam dalam kebisuan sampai akhirnya aku berkata :”Kak, aku sayang sekali dengan adik kecil. Aku tak sanggup jika kehilangannya” kulihat ada air mata menggenang di mata kakak.
“Kakak juga sayang sama adik kecil, tapi jika memang ini sudah jalanNya, kita harus tabah” kata kakak.
Aku pun hanya bisa menangis. Tak peduli orang-orang di sekitar mulai menatapku. Saat namaku dipanggil masuk ke ruang USG, dengan berdebar kamipun masuk. Sambil berjalan aku terus berdoa dalam hati, memohon keselamatan adik kecil. Saat aku disuruh berbaring dan dokter mulai mengoleskan gel dan menggerakan alat ke perutku, aku tak berani memandang layar monitor. Aku sungguh takut menerima kenyataan ini walaupun disisi hatiku aku masih merasakan bahwa adik kecil kami masih ada di tubuhku. Aku seakan ingin tidur saja dan berharap semua kejadian ini hanya mimpi….
Dokter : “Lihat one, ini janinmu masih ada.”
Suara dokter mengagetkanku. Aku segera menoleh ke monitor.
Dokter : “ Lihat bulatan kecil yang berkedip ini. itu janinmu one, itu adalah jantungnya yang berdetak.” Kata dokter sambil menunjukkan sesuatu yang berkedip-kedip.
Ya Tuhan, terima kasih…….adik kecil kami masih ada disana.
Kakak : “ Apakah janinnya sehat dok?”
Dokter : “ Sehat…..tapi seandainya dia sudah bisa bicara, dia ingin bilang seperti ini : Om dokter….om dokter….aku mau mamaku istirahat. Rawat mamaku sampai sembuh om dokter….”
Aku : “Maksud dokter??”
Dokter : “ Indung telurmu sudah tidak berfungsi sebelah one..kata kasarnya sudah pincang. Jika kau sering bergerak dan banyak aktivitas, keguguran bisa terjadi kapan saja. Karena itu, opname di rumah sakit adalah yang terbaik. Bedrest!!!! Lupakan dulu pekerjaanmu, sekarang fokuslah ke kandunganmu. Selama masih ada detak jantung janin di tubuhmu, kau masih mempunyai sesuatu yang bernyawa di tubuhmu. Jagalah dan pertahankan itu sampai titik terakhir.”
Kakak : “Sampai kapan dokter harus dirawat?”
Dokter : “Bagusnya sampai 16 minggu kehamilan, tapi sekarang kita coba sampai tidak keluar flek lagi”
Aku : “ Iya dokter, saya mau di rawat”
Suster yang menjadi asisten dokter segera mengambil kursi roda dan mendudukan aku disitu kemudian mengantarkan aku sampai di koridor poliklinik. Setelah itu suster yang lain gantian mendorong kursi rodaku untuk diantar ke ruang tempat aku opname. Apapun akan aku lakukan untukmu, adik kecil……buah hatiku…..
—————-
Menjalani opname di RS membuat aku harus membatasi semua gerakku. Aku hanya boleh pergi ke kamar mandi untuk mandi dan buang air. Selebihnya harus kuhabiskan di tempat tidur. Hampir setiap 3 jam perawat datang mengontrol keadaanku, menanyakan apa masih flek atau sudah tidak. Dan selama di RS memang flekku agak berkurang. Jika sebelumnya agak banyak, kini tinggal bercak-bercak kecil atau bisa juga berupa garis samar. Pola makanku pun jadi teratur. Aku jadi merasa bersalah pada adik kecil….sebelum di opname kuakui kalau pola makanku tak menentu. Terus makanan yang kumakan juga terkesan hanya sembarangan. Pernah aku hanya makan pangsit seharian, ataupun karena sibuk di kantor siang hari aku hanya makan kue saja. Duh…..betapa bersalahnya aku pada dirimu nak, membiarkan aku tak menjaga asupan gizi untuk dirimu…maafkan mama……
Saat mendengar aku masuk RS, mamaku dari Manado akhirnya datang. 4 hari aku dirawat di RS dan selanjutnya aku harus menjalani istirahat di rumah. Sama seperti di RS,di rumah pun aku hanya boleh jalan saat ke kamar mandi. Untuk pola makanku juga dijaga agar teratur. Sebelum keluar dari RS, aku sempat di USG sekali lagi untuk memantau kondisi janinku. Puji Tuhan, kata dokter kondisi adik kecil sehat. Bahkan saat di USG aku dan kakak diperdengarkan denyut jantung adik kecil. Duh, bahagia sekali rasanya…..
Seminggu setelah keluar dari RS, aku kembali kontrol. Kali ini saat diperiksa oleh bidan, pergerakan janin di rahimku sudah terasa. Ketika aku masuk ke ruang periksa dokter, aku tidak di USG, tapi hanya konsultasi aja. Saat kutanya tentang resiko keguguran yang mungkin kualami, dokter bilang biarkanlah janinku menyembuhkan dirinya sendiri……Indung telurku memang sudah tidak kuat, tapi jika janinku kuat, pasti dia akan melewatinya. Yakinkan diriku bahwa adik kecil adalah bayi yang kuat. Dan terlebih dari semuanya, berdoa terus kepada Tuhan untuk keselamatannya. Yup….itu pasti selalu kami lakukan. Dua minggu kemudian aku kembali kontrol, dan Puji Tuhan saat di USG adik kecil sudah terlihat cukup jelas, bahkan sudah mulai bergerak-gerak. Aku hanya bisa memanjatkan syukur yang tak terhingga atas perkembangan ini. Terima kasih Tuhan Yesus…….Banyak orang yang bilang, mungkin bayiku cewek karena itu rewel….ada juga yang bilang mungkin cowok. Ah, apapun jenis kelaminnya aku, kakak dan keluarga besar kami akan menerima dengan sukacita. Yang menjadi harapku semoga adik kecil bisa sehat selalu sampai waktu kelahirannya tiba. Inilah yang selalu menjadi doa ditiap saatku.
Buat siapapun yang membaca blogku, mohon doanya ya semoga adik kecil, anugerah terindah yang saat ini Tuhan titipkan pada kami bisa tumbuh dengan sehat di rahimku.
Percayalah nak, kehadiranmu akan selalu kami tunggu dengan penuh sukacita…….
17 Juni 2010 : Diujung harapan…..
Lagi…dan lagi…. Aku harus berhadapan kembali dengan yang namanya pendarahan. Seperti ceritaku sebelumnya, tanggal 13 April lalu aku mengalami pendarahan dan harus dirawat selama 4 hari di RS, trus disambung dengan bedrest total di rumah. Awal bulan Mei, aku mulai masuk bekerja lagi. Saat itu aku sudah mulai merasa lumayan sehat untuk kembali bekerja. Jika ada gangguan, itu hanyalah masalah mual-mual saja yang datang menyerangku di sore hari. Rupanya adik kecil mengerti kalau mamanya bekerja, makanya pagi dan siang hari aku tidak mual, hanya setelah pulang kerja disore dan malam hari saja rasa itu menyerangku. Dan Puji Tuhan, aku hanya mengalami mual saja, tak sampai muntah-muntah. Setidaknya dengan tidak muntah asupan gizi untuk adik kecil tetap terjaga. Aku pun mulai merasa tenang dan nyaman menjalani tahapan kehamilan ini.
Tapi ternyata rasa nyaman belum bisa ku lalui sepenuhnya. Pada hari Jumat tanggal 21 Mei 2010, sekitar jam 4 subuh aku terbangun karena pingin buang air kecil. Pas bangun, aku merasa bagian bawahku terasa hangat dan seperti ada yang mengalir. Pikirku, jangan2 aku sudah pipis di celana. Tapi pas aku lihat celana dalamku, Ya Tuhan….aku pun mulai menangis dan menjerit kecil sambil membangunkan mama dan tanteku. Kebetulan mama dan tante yang jauh2 datang dari Manado untuk menjagaku belum pulang. Saat mama dan tanteku bangun, mereka bertanya kenapa aku menangis dan menjerit. Aku hanya bisa bilang dengan suara terisak : “Ma…., one pendarahan lagi”. Mamaku langsung melihat bagian celanaku. Dan mama dan tanteku pun terkejut. Celanaku sudah penuh dengan darah, bahkan seprei tempat tidurku pun ada darahnya. Kulihat mama dan tanteku sudah pucat. Aku hanya bisa menangis dan mengusap-usap perutku sambil berkata : “Tuhan Yesus, tolonglah adik kecilku….. adik kecil bae2 ya di dalam, adik kecil harus sehat”. Mama dan tanteku pun mulai bisa pulih dari kekagetannya, dan mulai menengkan aku. Saat itu kami hanya bisa berdoa, memohon pertolongan Tuhan. Selesai berdoa, mamaku pergi ke dapur kostku untuk membuatkan bubur untukku, sedangkan tanteku menemaniku ke kamar mandi untuk pipis. Saat pipis itulah aku melihat darah masih banyak mengalir, bahkan sudah disertai gumpalan-gumpalan kecil. Aku sudah tak tahan lagi melihat semuanya, aku tak bisa membayangkan bagaimana nasib adik kecilku. Kakak segera aku kabari, dan si kakak memintaku untuk tenang, jangan stress. Akhirnya sekitar jam 5 pagi aku menelpon RS Baptis, untuk menanyakan apakah dokter kandungan sudah ada. Suatu pertanyaan yang bodoh menurutku, karena mana mungkin jam segini dokter kandungan sudah praktek?? Tapi Tuhan sungguh membukakan jalan bagi kami, saat aku menelpon, bagian operator RS bilang kalau poliklinik baru buka jam 7 pagi. Tapi saat aku bilang aku kena pendarahan, telepon langsung disambungkan ke bagian UGD. Petugas UGD bilang kalau dokter kandungan memang belum ada, tapi aku bisa diperiksa oleh dokter umum dulu, kebetulan ada dokter umum di UGD. Akhirnya setelah makan bubur, aku berangkat ke RS beserta mama dan tanteku.
Sesampainya di RS, aku langsung dibawa ke UGD dan diperiksa oleh dokter umum. Darah pun kurasakan masih tetap mengalir deras, bahkan kurasakan sudah hampir memenuhi pembalut yang ku pakai. Akhirnya setelah memeriksaku, dokter umum segera menelpon dokter kandungan, dan aku segera di bawah ke klinik kandungan untuk di USG. Saat menunggu dokter datang, aku disuruh tidur-tiduran dulu di kamar klinik. Saat itu aku merasa pingin pipis, tapi aku menahannya karena takut mendapati gumpalan-gumpalan darah itu lagi.
Pas dokter datang, aku dan mamaku segera di suruh masuk ke ruang USG.
Dokter : “ One, ada apa lagi dengan dirimu”
Aku hanya bisa terisak, lalu menjawab pelan : “Dok, aku kena pendarahan lagi tadi subuh”
Dokter : “Berapa banyak darah yang keluar?”
Aku : “Banyak sekali dok, ini saja sudah terasa penuh di pembalut”
Dokter : “ Oke, sekarang kita lakukan USG dulu. Tapi sebelumnya one harus siap dan tabah menerima hasil USG ini. hanya ada 2 jawaban dari USG ini. pertama apakah masih bisa di pertahankan, atau harus dikeluarkan. Jika janinmu masih bagus, kita akan berusaha mempertahankannya, tapi jika sudah tidak bagus, maaf one janinmu harus dikeluarkan karena bisa berbahaya bagi nyawamu”
Aku hanya bisa berpandangan dengan mamaku. Tanpa bisa kutahan, tangisan pun mulai kukeluarkan.
Dokter : “ Ayo, sekarang tiduran dulu, saya mau USG one, mau lihat keadaan si bayi”
Aku pun berbaring di tempat tidur, tapi tangisanku tetap tidak berhenti. Sambil menutupkan selimut di tubuhku, dokter bilang begini :”Sudah one, kamu tidak boleh sedih seperti ini. Anak itu adalah titipan Tuhan. Ada yang Cuma dititipkan 3 bulan di kandungan diambil kembali, ada yang sampai 9 bulan eh pas melahirkan tetap di minta lagi, malahan ada yang tidak diberi sama sekali. Yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha sebaik mungkin menjaga titipan itu. Tapi jika Dia sudah berkehendak, kita tak bisa menolaknya.”
Aku hanya terdiam mendengar perkataan dokter. Memang benar, manusia siapakah yang bisa menambah sehasta saja pada jalan hidupnya?
Saat di USG, aku hanya bisa terdiam pasrah. Disisi lain aku sudah pasrah, tetapi di sisi lain aku pun tak ingin kehilangan adik kecil. Aku masih berharap, setidaknya dari 100 kesempatan, Tuhan masih bisa memberikan aku 1 peluang. 1 peluang saja untuk tetap bersama adik kecilku. Dan Puji Tuhan, doaku terjawab. Adik kecilku masih tetap sehat didalam sana. Dia sedang asyik bergerak-gerak, kata dokter sedang berenang didalam perutku.
Selesai di USG, dokter menyuruhku duduk kembali.
Dokter : “saat ini memang one adalah salah satu pasien yang terus kami pantau perkembangan kehamilannya, karena sejak datang periksa kesini one sudah membawa begitu banyak keluhan. Istilahnya kehamilan one diawali dengan melalui jalan kerikil yang tajam, tidak mulus dan nyaman seperti lewat tol. Tapi, karena janin masih bisa dipertahankan, jagalah itu dengan sebaiknya.”
Aku : “Dok, apakah pendarahan ini tidak berbahaya bagi janinku? tadi aku sudah mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah kecil”
Dokter : “jangan sters dengan pendarahan itu, lupakan saja. Yang penting janinmu baik2 saja. Sekarang berusahalah untuk fokus ke kandunganmu”
Aku : “Dok, kira2 apa penyebab pendarahan ini? apakah karena kista itu?”
Dokter menatapku dan mamaku.
Dokter : “Iya, salah satu penyebabnya adalah itu, tapi setelah one sudah tidak pendarahan lagi nanti akan saya periksa dalam untuk mengetahui lebih pasti apakah ada gangguan di jalan lahir. Sekarang istirahat dulu. Bedrest di rumah sakit, setelah 2 hari tidak keluar darah, baru boleh pulang ke rumah. Oke??”
Aku : “Iya dok, saya ingin melakukan yang terbaik untuk bayi saya”
Dokter :”oke….Suster, ini bawa berkas one untuk diserahkan ke bagian perawatan. Pasien abortus imminiens.”
Deg!!! Aku kaget mendengar kata abortus imminiens itu. Aku pernah membaca artikel di internet tentang abortus imminiens, dan tak kusangka akhirnya aku mengalaminya juga. tapi dari yang kubaca, dalam kasus ini janin masih bisa diselamatkan. Aku pun selalu berharap demikian. Akhirnya jadilah pagi itu aku di rawat lagi di RS.
Saat kukabarkan kepada kakak bahwa aku harus opname di RS, aku mendengar nada sedih juga dalam suara si kakak. Tapi kakak tetap menyemangatiku untuk tetap berjuang, tak boleh putus asa. Sore harinya dokter Gun, dokter kandungan yang menanganiku sudah tidak mengunjungi pasien di ruang perawatan. Tetapi sesuai jadwal, untuk hari jumat sore s.d minggu pagi adalah jadwal dokter dari RS Baptis Batu yang mengontrol pasien. Kebetulan aku sudah pernah periksa dengan dokter tersebut saat opname pertama kalinya. Saat mengunjungiku, dokter terkejut melihatku.
Dokter : “ Lho, ibu kenapa lagi? Apa keluar bercak seperti dulu?”
Aku : “ Bukan Cuma bercak dok, tapi sudah keluar darah yang banyak”
Dokter : “Warnanya apa? Kehitaman atau merah segar?”
Aku : “Merah segar dok?”
Dokter : “Apa keluar jaringannya juga?”
Aku : “ Tadi subuh saat pipis di rumah, saya sudah keluar gumpalan-gumpalan kecil dok?”
Dokter : “Oke, sekarang istirahat dulu ya bu, nanti besok pagi saya akan USG lagi. Dan jangan lupa, apabila keluar gumpalan darah, segera tunjukkan ke bidan atau suster.”
Aku hanya mengangguk.
Pas dokter itu pergi, aku segera ke kamar mandi untuk mandi. Saat mandi itu, aku merasakan perasaan mual yang sangat hebat. Akhirnya pas mual itu, keluar air liur yang banyak untuk kumuntahkan. Tapi ternyata bukan hanya liur yang keluar, aku merasakan ada juga yang akan keluar dari bagian bawah perutku. Saat aku pipis di lantai kamar mandi, sebuah gumpalan yang cukup besar keluar bersamaan dengan air kencingku. Ya Tuhan, aku hanya bisa menangis…… lama aku terduduk di lantai kamar mandi sambil memegangi gumpalan itu. Saat aku keluar dari kamar mandi, mamaku yang menungguku di depan pintu kamar mandi kaget melihat aku yang menangis. Aku lalu menyerahkan gumpalan itu pada mamaku. “Ma, one sudah kehilangannya……adik kecil sudah keluar”
Aku sudah seperti orang kalut. Mamaku akhirnya membaringkan aku di tempat tidur, kemudian memberikan gumpalan darah itu kepada bidan. Saat kutanya pada bidan, apakah itu jaringanku yang keluar, bidan menjawab kalau itu adalah darah beku. Bidan pun bilang akan segera menyampaikannya kepada dokter. Aku hanya bisa menangis di tempat tidur. Mama dan tanteku bergantian membujukku untuk makan, tapi aku tak mau. Akhirnya mamaku bilang begini : “Bila memang itu adik kecil yang keluar, kita harus tabah one. Tapi jangan kau siksa dirimu seperti ini. Bagaimana jika adik kecil masih ada di tubuhmu? Apakah kau akan menyiksanya dengan tidak memberinya makan?” aku tersadar mendengar kata-kata mamaku. Iya….mama benar, jika adik kecil memang masih ada di rahimku, dia pun butuh makan saat ini. Akhirnya aku makan sambil menangis….Saat kakak ku telepon, dia hanya bisa menangis. Kakak bilang akan pulang besok siang ke kediri. Sebenarnya dia ingin pulang saat itu juga, tapi karena yang lalu saat aku di opname pertama kali diapun harus ijin selama berhari-hari, maka saat ini dia tidak berani minta ijin lagi, karena jatah cutinya sudah habis, dan sudah banyak kali dia tidak masuk kerja saat aku sakit.
Esok paginya aku di USG lagi oleh dokter. Puji Tuhan, ternyata adik kecil masih ada di rahimku. Bahkan saat di USG, dia sedang asyik berenang-renang, dan tangannya meninju-ninju.
Dokter : “Nah, ini bayinya sehat, lucu ya dia asyik berenang-renang”
Aku hanya tersenyum.
Dokter : “Nah, sekarang kita dengardulu jantungnya”
Kemudian dari speaker terdengar detak jantung adik kecil. Grafiknya juga keluar di monitor.
Aku : “ Dok, bayiku sehat-sehat kan?”
Dokter : “Iya, dia sehat, bahkan bisa dibilang sangat aktif bergerak kesana-kemari. Nanti istirahat saja 1 atau 2 minggu supaya pulih lagi”
Aku : “Baik dok”
Puji Tuhan, adik kecil masih bertumbuh dengan sehat di rahimku. Si kakak juga begitu gembira mendengar berita ini. Saat tahu keadaan adik kecil, aku lebih menikmati saat-saat istirahatku. Makanan selalu kusantap habis (syukurlah saat itu aku sudah tidak mual lagi), susu pun selalu rajin ku minum, semua hal akan kulakukan untuk kesehatan adik kecil kami….
6 hari aku opname di RS dan setelah tidak keluar darah lagi aku akhirnya diperbolehkan pulang. Terima kasih Tuhan Yesus…..
Walaupun aku merasa pernah berada diujung harapan dalam melalui masa kehamilan ini, aku yakin Tuhan pasti akan memberikan yang terindah untuk kami…..
“Ku tak akan menyerah pada apapun juga
Sebelum ku coba semua yang ku bisa
Tetapi ku berserah kepada kehendakMu
Hatiku percaya Tuhan punya rencana…….”
————-
Saat hari ke 5 aku di opname, sudah tidak ada lagi darah yang keluar. Yang ada tinggal bercak-bercak samar berwarna putih kekuningan. Kata dokter, aku sudah mulai membaik. Tapi dokter saat itu belum bisa melakukan pemeriksaan dalam, karena katanya masih rawan dengan pendarahan. Nanti saat control lagi baru aku akan dilakukan pemeriksaan dalam. Karena itu, esok harinya pas hari ke 6 aku di opname, aku sudah bisa pulang ke rumah.
Hari Rabu, tanggal 26 Mei pagi, aku sudah mulai bersiap-siap untuk pulang. Pas mau mandi pagi, aku merasakan gatal sekali di bagian belakang pahaku. Saat kulihat, ternyata sudah ada luka-luka berisi gelembung air tipis di belakang pahaku. Ya Tuhan……jangan-jangan aku kena cacar air, pikirku. Padahal aku dulu sudah pernah terkena cacar air. Setahuku, saat hamil muda sangat berbahaya jika terkena cacar maupun penyakit gatal2 yang masuk dalam golongan TORCH karena beresiko terhadap janin. Akhirnya, saat dokter Gun datang mengontrol di kamarku, aku bilang semuanya ke dokter.
Dokter : “Nah one, kan sekarang sudah agak lumayan baikan, darah sudah tidak keluar lagi, jadi pagi ini sudah boleh pulang. Nanti ambil surat keterangan istirahat di mejanya bu bidan ya?”
Aku : “Iya dok…”
Dokter : “Nah, ada yang perlu di tanyakan lagi?”
Aku : “Dok, kok pagi ini di paha saya timbul gatal-gatal kayak berair gitu”
Dokter : “Coba, mana saya lihat”
Aku segera menunjukkan bagian yang gatal itu ke dokter.
Dokter : “Hmm….kena herpes”
Aku kaget mendengar perkataan dokter. Lama aku terdiam sampai akhirnya aku pun bertanya.
Aku : “Apa berbahaya bagi janinku dok?”
Dokter : “Tidak apa2…nanti saya berikan salep anti virusnya. Mumpung baru beberapa yang timbul”
Ya Tuhan….ujian apalagi yang aku alami? Mengapa begitu banyak masalah dalam kehamilanku ini? Mengapa banyak tantangan yang harus kuhadapi untuk bertemu dengan buah hatiku??
Aku jadi kepikiran terus dengan kondisi adik kecil di dalam. Duh….karena masalah kesehatan yang datang silih berganti padaku, pasti membuat adik kecil sangat tertekan. Adik kecil pasti harus berjuang keras menghadapi serangat penyakit dan virus-virus yang sebenarnya datang menyerangku. Tapi si kakak selalu meyakinkan aku bahwa adik kecil adalah bayi yang kuat. Walaupun aku sudah mengalami pendarahan hebat, sakit kista maupun bermacam-macam sakit lainnya, tapi adik kecil tetap aktif di dalam rahimku. Puji Tuhan kesehatan dan kekuatan masih diberikan Tuhan pada adik kecil.
Akhirnya siang itu aku keluar dari RS dengan perasaan yang tidak menentu. Tak henti-hentinya aku berdoa semoga adik kecil tidak apa2….. oh ya, aku membaca di internet kalau wanita hamil memang rentan sekali terkena cacar air ini. walaupun kita sudah pernah kena cacar air sebelumnya dan tubuh kita sudah mempunyai antibodi, tapi jika berada dalam kondisi yang tidak fit maka virus cacar ini bisa menyerang juga dalam bentuk yang lain, yaitu penyakit herpes. Jadilah selama di rumah, aku harus minum obat antivirus beserta salep yang digosokkan ke bagian yang luka itu. Sambil minum obat itu aku terus berdoa semoga obat2an yang aku minum tidak sampai berpengaruh ke adik kecil. Aku tak peduli tubuhku harus mengalami rasa sakit, panas ataupun gatal yang menyerangku, yang penting adik kecilku sehat2 di dalam sana. Puji Tuhan, setelah 5 hari mengkonsumsi obat itu akhirnya luka dan gatal2 itu sembuh juga. Pas seminggu keluar dari RS, aku kontrol lagi ke dokter. Memang sudah tidak ada pendarahan dan bercak darah, tapi flek kuning samar masih sering ku temui di celanaku. Pas diperiksa oleh dokter, dokter bilang kalau flek kuning samar itu masih muncul nanti pas kontrol berikutnya akan dilakukan pemeriksaan dalam. Saat aku di USG, terlihat adik kecil lagi bergerak-gerak kecil, mungkin dia sedang tidur saat itu. Aku heran, saat USG itu, dokter masih tetap mengamati perkembangan adik kecilku. Lama sekali dia memeriksaku, sehingga aku pun akhirnya bertanya.
Aku : “Dok, apa ada masalah dengan bayiku?”
Dokter : “Hmm……bayinya sehat2 saja, tapi ini letak plasentanya berpindah ke bawah”
Aku : “Apakah plasenta previa dok?” tanyaku dengan cemas. Setahuku plasenta previa sering sekali menyebabkan pendarahan yang tidak disertai nyeri.
Dokter : “Seperti itu, tapi untuk usia kehamilan seperti one yang baru mau memasuki 4 bulan, kurang tepat jika langsung di sebut plasenta previa. Istilah plasenta previa biasanya digunakan saat usia kehamilan sudah mencapai 7 bulan ke atas. Untuk saat ini saya menyebutnya plasenta letak di bawah. Jangan khawatir, karena usia kehamilan masih muda, maka ada kemungkinan letak plasenta bisa berubah kembali ke posisi normal.”
Aku hanya terdiam mendengar penjelasan dokter.
Dokter : “Oh ya, untuk istirahatnya saya tambah 2 minggu lagi ya, karena kehamilan one belum bisa di bilang aman. Masih lampu kuninglah….. tunggu sampai lampu hijau, baru boleh bekerja lagi, itupun hanya boleh kerja ringan.”
Aku : Iya dok.
Duh, satu ujian selesai, kini datang ujian yang lain lagi. Tapi inilah hidup, jika ada harga yang harus ku bayar untuk bisa bertemu dengan adik kecilku, aku akan melakukan apapun untuk bisa bertemu dengannya. Aku dan kakak hanya bisa berdoa menghadapi tahapan kehamilan yang penuh ujian ini. Meminta pertolongan Tuhan untuk selalu menyertai kehidupan keluarga kecil kami. Kami percaya, walaupun sudah berada di ujung harapan dengan berbagai permasalahn tapi Tuhan akan tetap membukakan jalan bagi kami. Kami selalu percaya, kehamilan ini adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan, dan pasti Tuhan pun akan memberikan kami waktu terindah untuk bertemu dengan buah hati kami……
18 Juni 2010 : Bacakan cerita untukku, Mama…..
Kata orang-orang, pergerakan janin pertama kali dapat kita rasakan saat usia kehamilan 4 – 6 bulan. Jika ini adalah kali pertama hamil, paling cepat mungkin kita baru akan merasakan pergerakan janin di usia 18 minggu. Puji Tuhan, aku dapat merasakan pergerakan adik kecil dengan jelas di usia kehamilan 16 minggu. Sebenarnya, sebelum aku masuk RS kedua kalinya (saat itu umur kandunganku masih 13 minggu 2 hari), aku sudah merasakan ada sesuatu yang mengalir didalam perutku. Selama ini baru kali itu aku merasakannya. Rasa geli-geli yang mengalir di perutku itu paling banyak kurasakan di pagi hari, malam hari dan subuh hari. Aku berpikir, apakah ini adalah pergerakan adik kecil??? Mama dan tanteku bilang, kalau usia kehamilanku masih terlalu muda untuk merasakan gerakannya. Tapi setiap kali rasa itu menghampiriku, ku elus-elus perutku sambil memanggil “adik kecil….” berkali-kali, dan rasa itu semakin membuat geli di perutku. Pas keluar dari RS, aku tidak bisa ke mana-mana, hanya bedrest saja di rumah. Saat aku buka2 internet lewat HP, akhirnya aku memutuskan untuk membeli buku cerita untuk anak-anak lewat toko buku online. Buku cerita itu adalah cerita Alkitab untuk anak-anak. Lembar bukunya berwarna, disertai gambar dan cerita tentang Tuhan Yesus. Saat buku itu dikirimkan ke alamatku, aku pun berniat untuk membacakannya buat adik kecil. Aku berdoa sambil mengelus-elur perutku, kemudian setelah itu membaca beberapa cerita di dalamnya. Selesai membaca, aku berdoa lagi. Dan tahun tidak, selesai berdoa itu, tunggu beberapa menit kemudian aku terkejut karena mendapatkan perutku berdenyut 3 kali, seperti di tendang dari dalam. Aku elus-elus bagian itu, tak lama lagi tendangan itu datang menyerang perutku. Saat itulah aku tahu kalau itu adalah pergerakan adik kecil yang sudah mulai belajar menendang, dan tentu saja sudah terasa jelas olehku. Duh….senang sekali rasanya. Dan tiap kali aku selesai membacakan cerita bagi adik kecil, pasti rasa itu akan datang padaku. Aku yakin, adik kecil pasti sedang bergerak-gerak senang di dalam karena mendengar cerita tentang Tuhan Yesus. Duh nak, pasti mama dan papa akan terus membacakan cerita untukmu. Terima kasih Tuhan Yesus, karena memberi kesempatan pada kami untuk membacakan cerita tentang pekerjaan Tuhan buat adik kecil. Terima kasih karena Tuhan juga sudah membuat adik kecil mersepon cerita tentang Tuhan Yesus sejak dari dalam kandungan. Ah, saat aku akan mulai membacakan cerita, aku selalu membayangkan kalau di dalam sana pasti adik kecil akan berkata kepadaku : “Bacakan cerita untukku, Mama……”
2 Juli 2010 : Lucu…..
Hari senin kemarin aku kembali mengunjungi dokter kandungan di RS. Sebenarnya aku datang ke RS untuk control sama dokter spesialis penyakit dalam. Minggu lalu, aku kena demam tinggi dan menggigil selama beberapa hari. Takut kenapa2 dengan adik kecil, akhirnya aku pergi ke RS. Sama dokter kandungan, aku di rujuk ke dokter spesialis penyakit dalam. Setelah periksa darah dan urine di laboratorium, ternyata hasilnya darah merahku kurang dan darah putihku meningkat tinggi. Disamping itu aku juga mengalami gejala infeksi saluran kencing. Syukurlah aku hanya di kasih vitamin, setelah itu seminggu lagi di suruh control balik. Ternyata pas aku control senin malam, dokter spesialis penyakit dalam sedang cuti dan dokter penggantinya hanya praktek di pagi hari. Akhirnya karena sudah terlanjur di RS, aku putuskan saja untuk control ke dokter kandungan. Kebetulan jadwal kontrolku hari rabu, tak apalah maju 2 hari.
Nah, pas masuk ke ruang periksa bidan ada kejadian lucu menyangkut si adik kecil. Ceritanya kan waktu itu bidan mau memeriksa perutku. Setelah diperiksa, bu bidan mau mendengar detak jantung adik kecil dengan Doppler. Biasanya sih sekali di taruh di perutku, detak jantung adik kecil langsung terdengar. Nah ini sudah cukup lama bidan mencari, di pindah2 posisi alatnya, tapi detak jantungnya belum kedengaran juga. Tidak biasanya seperti ini. Tapi saat itu aku tidak merasakan kuatir sedikitpun, aku tenang2 saja karena aku tahu kalau adik kecilku memang ada disana. Akhirnya bu bidan bertanya padaku :
Bidan : “Bu, gerakan bayinya sudah terasa belum?”
Aku : “Sudah suster…”
Bidan :”Biasanya si dede sering gerak2 di daerah mana?”
Aku pun langsung menunjuk bagian perut dimana gerakan adik kecil sering terasa.
Pas bu bidan menaruh alatnya di daerah yang aku tunjuk, langsung deh kedengaran detak jantung adik kecil. Aku dan bu bidan akhirnya sama-sama tertawa.
Bidan :”Benar bu, posisinya disini. Wah, ternyata harus ibunya sendiri ya yang nunjuk”.
Duh adik kecil, ternyata adik kecil pingin mama sendiri ya yang nunjukin dimana posisi adik kecil?? Pantasan seharian tadi adik kecil main2 terus, nendang2 terus, rupanya pingin agar mama nunjukin kalau adik kecil ada di posisi itu ya….hehehe….
Hari itu aku belajar satu hal bahwa naluri seorang ibu memang tidak pernah salah. Ibulah yang paling tahu tentang anaknya. Sehat-sehat ya adik kecil di dalam perut mama, karena perjumpaan denganmu adalah waktu terindah yang selalu kami nanti……
6 Agustus 2010 : Ah, Mama…..
Ah Mama…. Tidak terasa ya sudah 24 minggu usia kehamilan mama. Berarti selama waktu itu kita selalu bersama-sama dan aku bermain-main dalam perut mama. Aku masih ingat kok ma, saat tahu mama terlambat haid dan mengalami pusing-pusing dan sakit kepala. Saat itu mama mau pergi periksa ke dokter umum, tapi hati mama mencegah mama untuk pergi. Aku tahu kok saat itu mama berpikir jangan2 sudah hamil, dan jika periksa ke dokter akhirnya diberikan obat malahan akan berbahaya bagiku. Akhirnya sepulang kantor mama memutuskan untuk beli alat tes kehamilan saja. Wah mama, aku sampe geli lho melihat mama yang tidak sabaran untuk mengetes urine mama. Di pembungkus tes pack itu kan harusnya mama melakukan tes di pagi hari, tapi mama sudah tak sabaran makanya pas pulang kantor mama langsung aja memakai alat tes itu. Pas lihat ada 2 garis di alat itu, yang satu garis tebal dan yang satunya lagi masih samar, mama akhirnya bingung bukan? Takut jangan2 hasil tesnya keliru karena mama ngetesnya sore2. akhirnya mama putuskan untuk beli lagi alat tes itu besok untuk tes ulang. Tapi malam harinya, mama sudah mulai mendoakan keselamatanku. Mama menceritakannya kepada papa dan walaupun belum yakin benar akan hasil tesnya tapi mama dan papa tetap berdoa mengucap syukur dan mendoakanku. Aku terharu mama…. Padahal aku masih sangat kecil sekali ma….esok harinya saat mama memborong beberapa buah tes pack dan memakainya di pagi hari maupun sore hari, kepastian akan kehadiranku mulai terjawab. Iya mama, aku sudah ada di perut mama….Mama langsung bersorak gembira mengabarkannya pada papa. Esok harinya mama terasa demam, akhirnya mama tak berangkat kerja. Saat itu mama membuat bubur kacang ijo, kata mama ini bagus untuk pertumbuhanku. Duh, inilah masakan mama yang pertama kali kurasakan. Hari2 kulalui dalam perut mama sampai akhirnya mama mengalami flek dan pendarahan. Ah mama, begitu takutnya dirimu akan hal itu sampai mama tak mempedulikan lagi hal apapun selain aku. Ditiap doa selalu hanya namaku yang mama sebut. Adik kecil…..itulah panggilan yang mama dan papa berikan untukku. Mama sangat syok waktu memeriksakan aku ke dokter dan dokter tidak terlalu memberikan informasi tentang kesehatanku. Akhirnya walaupun sendirian di malam hari, mama berusaha memeriksakan diriku ke dokter lain. Aku sedih saat itu ketika dokter yang kini menangani mama dan aku bilang kalau ada kista di indung telur mama. Duh, aku tahu mama tidak memusingkan bahaya kista itu bagi mama, tapi mama mengkhawatirkan diriku. Mama takut kan kalau aku tidak bisa bertumbuh dengan baik? Mama takut kan kalau aku sakit di dalam sana? Tenang ma, seperti kata dokter dan juga papa, aku adalah janin yang kuat. Jika kista dan aku berperang, maka akulah yang menang mama…. Mengapa aku begitu yakin? Karena aku tak mau kalah dan kehilangan kesempatan bertemu dengan mama dan papa…..
Aku sayang sama mamaku….mama tahu kenapa? Sejak dulu mama tak pernah mau minum susu, kata mama rasanya tidak enak. Tapi sejak aku hadir, susu selalu menjadi minuman mama…bahkan mama sangat lahap sekali meminumnya. Mama tahu tidak, aku pun suka sekali minum susu yang mama berikan lho….. oh ya saat mama pendarahan dan harus masuk rumah sakit, aku sedih lho ma…. aku sedih melihat mama dan papa yang begitu sedih karena hal ini. Apalagi papa tinggal di jauh. Aku sedih juga harus melihat papa yang bolak-balik Ambarawa – Kediri untuk bertemu dengan mama dan aku. Syukurlah Oma dan Oma tua dari Manado datang mengunjungi mama dan merawat mama, akhirnya mama punya orang yang bisa berbagi keluh kesah secara langsung, tidak hanya lewat telepon seperti yang dulu2. Oh ya mama, waktu kontrol ke dokter Gun adalah saat yang selalu aku nantikan lho. Aku tahu mama juga menantikan saat itu kan? Karena saat kontrol itulah aku dan mama bisa bertemu, walaupun mama hanya bisa melihatku lewat monitor waktu di USG. Itulah sebabnya aku tak pernah diam saat di USG, pasti tanganku akan meninju-ninju, kakiku menendang-nendang atau gerakan apapun yang bisa kulakukan untuk membuat mama tahu bahwa aku sangat aktif. Mama masih ingat tidak, saat bu bidan mau memeriksa jantungku dan harus mama sendiri yang menunjukkan posisiku? Hehehe….aku sangat usil ya ma, aku ngerjain bu bidan. Aku hanya ingin mama yang menunjukkan dimana aku saat itu. Aku sangat ingin mama mengelusku di depan bu bidan. Oh ya, minggu lalu mama kena tegur dokter ya karena berat badan mama naiknya banyak? Jangan sedih ya ma, itu kan karena aku yang selalu minta makan terus sama mama. Di kantor jika mama belum makan kue dan bekal makan siang, pasti aku tendang-tendang, jika sore hari mama belum makan roti, pasti aku langsung mengeluarkan jurus tendanganku. Dan bisa di tebak, berat badan mama naik drastis. Tapi aku sayang sekali sama mamaku, karena mama bilang tak masalah berat badan mama naik berkilo-kilo, yang penting aku sehat dan mendapat gizi yang baik. Mama tak peduli dengan strechmark yang kini ada di tubuh mama, tak peduli dengan rasa gerah yang kerap menghampiri mama, selalu yang mama bilang tak apalah dengan semua itu, yang penting adik kecil mama sehat. Ma, aku senang lho saat mama membelikan aku buku cerita. Pasti aku akan menendang-nendang dengan gembira saat mama membacakan buku untukku. Itu buku cerita tentang Tuhan Yesus kan ma? Aku senang sekali karena mama sudah mengenalkan aku pada Tuhan Yesus. Kata mama Tuhan Yesus sayang sekali sama anak-anak. Aku juga salah satunya kan ma? Aku tahu jawaban mama, pasti mama akan bilang, tentu saja adik kecil. Adik kecil sangat disayang oleh Tuhan Yesus. Ma, yang minggu lalu pas di USG jenis kelaminku belum kelihatan ya? hihihi…..kata om dokter aku masih malu-malu untuk memperlihatkannya. Iya ma, aku masih malu…..aku suka iseng ya karena bikin mama, papa, oma bahkan om dokter penasaran waktu itu. Tapi biarpun aku suka isengin mama, mama tidak pernah marah padaku kan, mama dan papa malahan bilang terserah adik kecil laki-laki atau perempuan, yang penting adik kecil sehat. Duh mama dan papa, aku tahu apapun keadaanku kalian pasti akan tetap menerimaku dengan sukacita karena aku dengar mama dan papa bilang kalau kehadiranku adalah anugerah terindah dari Tuhan. Oh ya ma, hari minggu lalu aku nakal sekali ya sampai membuat mama nangis… Maafkan aku ma, aku sudah nakal tidak mau bermain dan tidak mau menendang perut mama seharian itu karena ngambek di panggil adik kecil yang masih botak sama mama…. Aku kan sudah punya rambut halus ma, tapi karena di USG gak kelihatan rambut halusku akhirnya mama mengolok-olokku dengan memanggilku adik kecil mama yang masih botak. Nanti setelah mama minta maaf dan papa menasihati aku agar jangan ngambek sama mama, baru aku main lagi. Aku malahan jadi sedih saat ingat mama memanggil-manggil aku namun aku cuekin, malahan mama sampai nangis karena takut terjadi apa2 denganku. Tapi sekarang sudah tidak lagi kan? Aku sudah bermain dengan ceria seperti biasanya. Aku juga sih yang ngambek-ngambek…..padahal kan mama cuma mau bercanda dan main-main sama aku.
Oh ya ma…sudah hampir waktunya makan siang nih, aku sudah lapar…. Ayo mama makan dulu!!!
9 Agustus 2010 : Ah, Papa…..
Ah, hari ini aku mau menyapa papaku dulu….. tidak setiap hari aku bertemu dengan papa, tapi aku tahu kok kalau papa sangat sayang padaku. Kata mama, papa kerja dan tinggal di Ambarawa, jauh sekali dari tempat tinggal mama. Hanya seminggu sekali papa bisa mengunjungi aku dan mama di Kediri. Tapi tak apalah, papa kan tugas disana. Walaupun kita tidak bisa bertemu setiap hari tapi suara papa selalu kudengar saat papa menelpon mama. Hari sabtu dan minggu adalah hari yang sangat aku nanti. Karena hari itulah papaku akan datang. Saat papa datang, pasti aku akan bersorak gembira sambil menendang-nendang perut mama. Apalagi jika papa sudah menyapaku dengan berkata : “mana ya adik kecil papa?” atau “mana ya adik kecil papa pe sayang-sayang?” duh, aku pasti sangat gembira. Tak heran jika ada papa, aku pasti akan lebih sering menampakkan tubuhku di perut mama berupa tonjolan-tonjolan kecil. Hihihi….aku kan masih kecil, jadi tonjolanku juga masih kecil. Tapi kata mama dan papa, walaupun tonjolan yang kubuat masih kecil, tapi sudah sangat terasa sama mama dan papa. Aku sangat menantikan saat2 dimana mama dan papa mengelusku, pasti aku akan berlama-lama dielus lalu pindah lagi ke tempat lain. Mama dan papaku sampai tertawa-tawa deh melihat tingkahku. Kata mama dan papa aku adalah si adik kecil kesayangan mereka. Iya ma, iya pa, aku tahu itu kok. Kalau datang dari Ambarawa, pasti papa banyak membawakan oleh-oleh makanan untukku dan mama. Papa sering membawakan kami kue donat, keripik singkong, keripik kedelai, keripik sukun, kue bakpia, wah….kalau papa datang pasti kami kebanjiran cemilan. Oh ya, yang lalu mama ngidam mangga muda. Si oma sudah mencari-cari di pasar, namun tidak ketemu. Memang bukan musimnya sih. Mama sedih karena mangga mudanya gak ketemu, akhirnya mama nelpon papa minta dicarikan di Ambarawa. Hihihi….gak ketemu di pasar, papa akhirnya keliling kampung mencari pohon mangga, siapa tahu ada mangga yang berbuah dan papa berniat membeli ke pemiliknya. Syukurlah papa dapat 2 biji mangga muda, pas hari sabtunya langsung dibawa ke mama dan hmmmm…..keinginan mama dan aku akhirnya terpenuhi. Makasih ya papa, papa rela melakukan apa saja demi aku dan mama. Oh ya, hari minggu malam selalu menjadi hari yang membuatku sedih. Kan pada saat itu papa harus balik lagi ke Ambarawa. Tapi sebelum pulang, papa selalu menasihati aku agar tidak boleh nakal dan harus nemani mama. Papa juga tak lupa mencium aku, walaupun papa gak tahu bagian mana yang papa cium itu. Terkadang papa mencium kepalaku, terkadang hanya kakiku, terkadang yang di cium adalah tanganku yang meninju-ninju, hehehe….. iya pa, setiap papa menasihati aku, aku selalu janji kok untuk tidak nakal. Aku pasti akan terus bersama mama dan menemani mama. Oh ya pa, aku mau istirahat dulu ya….capek nih dari tadi nendang-nendang mama terus. Ini baru habis dikasih roti dan pisang molen sama mama, akhirnya aku jadi ngantuk deh. Papa juga hati-hati ya saat kerja…… aku sayang sekali sama papaku!!!
9 September 2010 : Tingkah Laku adik kecil…..
Hari sabtu kemarin si kakak tidak pulang ke Kediri. Soalnya perjalanan terbilang tanggung. Sabtu malam sampe Kediri, trus minggu malam sudah balik lagi ke Ambarawa. Setelah itu hari rabu malam lagi sudah harus balik ke Kediri. Daripada capek bolak-balik di jalan, menempuh 6-8 jam perjalanan, akhirnya aku dan kakak memutuskan si kakak tidak usah pulang aja sabtu kemarin. Nanti pas libur lebaran baru sekalian pulang ke Kediri. Oh ya, ada hal yang lucu tentang si adik kecil. Sekarang ini pola tidu dan bermain adik kecil sudah mulai teratur lho. Aku sekarang sudah tahu kapan jam mainnya, trus kapan jam tidurnya. Biasanya sih adik kecil kalau malam-malam sudah tidur pulas, nanti jam bangunnya itu jam setengah 4 subuh. Nah, untuk hari sabtu dan minggu kalau papanya ada, biasanya dia malam-malam itu masih main terus. Hari sabtu malam tuh masih main sambil menemani aku menunggu si kakak pulang. Trus minggu malamnya pun begitu, adik kecil main-main terus sampai malam menunggu papanya di jemput mobil travel untuk kembali ke Ambarawa. Ceritanya kan sabtu kemarin si kakak tidak pulang. Biasanya hari-hari lain jam 9 atau 10 si adik kecil sudah tidur, tapi kok hari sabtu itu dia masih betah bermain-main. Tendang sana tendang sini, pokoknya aktif banget. Sampai jam 11 malam pun dia masih main terus. Hmmmm…akhirnya aku sadar kalau ternyata adik kecil masih nunggu papanya pulang di hari sabtu seperti biasanya. Duh, aku merasa bersalah sekali karena tidak bilang terlebih dahulu ke adik kecil kalau malam ini papanya tidak pulang. Akhirnya jam 11 lewat adik kecil tidur juga. Mungkin kecapean kali nunggu-nunggu terus tapi papanya tidak datang. Biasanya kan jam-jam segitu adalah jam pulang papanya dari Ambarawa. Dan pasti adik kecil akan langsung disapa seperti ini : “mana ya adik kecil papa???”. Esok paginya aku langsung telepon si kakak menceritakan hal ini. Si kakak hanya bisa tertawa sambil bilang kalau sudah tak sabar pingin pulang menyaksikan tingkah lucu si adik kecil. Oh ya, 2 minggu lalu pas kontrol ke dokter akhirnya jenis kelamin adik kecil kelihatan juga. Bulan kemarin kan pas kontrol jenis kelaminya masih belum kelihatan, kata dokter si adik kecil masih malu-malu memperlihatkannya. Nah pas aku kontrol 2 minggu lalu, sebelum berangkat ke RS si kakak menelponku. Trus waktu berbicara denganku, si kakak bilang begini : “adik kecil, nanti kalau di USG jangan malu-malu lagi ya nunjukin jenis kelaminnya. Papa dan mama sudah penasaran lho”. Dan tahu tidak, pas di USG akhinya adik kecil tidak malu-malu lagi. Kata dokter, jenis kelaminnya sudah kelihatan jelas. Hihihi….adik kecil pintar ya, mau mendengarkan nasihat papa. Puji Tuhan adik kecil bertumbuh dengan sehat. Trus kata dokter, aku harus sering-sering berbicara dengan adik kecil. Bilang sama adik kecil kalau papanya tinggal di jauh, makanya jangan bandel-bandel ya. Iya dok, adik kecil tak pernah bandel kok, malah selalu dengar-dengaran. Duh, tak sabar rasanya menanti kehadiranmu adik kecil. Tuhan Yesus, jagalah selalu kehidupan keluarga kami, jagalah selalu adik kecil agar bisa bertumbuh dengan sehat. Kami percaya, waktu terindah telah Kau sediakan untuk mempertemukan kami.
21 Januari 2011 : Bunga Mawar Penuh Harapan Anugerah Tuhan…..
Hari ini hari pertama masuk kerja setelah 3 bulan tidak masuk kerja karena cuti melahirkan. Banyak hal yang ingin di ceritakan, tapi pelan-pelan saja dulu ya….. sekarang aku mau menulis tentang kehadiran buah hatiku di dunia ini.
Tanggal 20 Oktober 2010, aku sudah memasuki masa cuti melahirkan. Seperti ceritaku sebelumnya, aku sebenarnya ingin mengambil cuti awal November saja tapi ternyata perutku sudah mulai kencang-kencang akhirnya kuputuskan untuk mempercepat ambil cuti. Padahal sesuai HPL, si adik kecil perkiraan lahirnya tanggal 24 November 2010, agak sayang juga sih mengambil cuti terlalu cepat karena pikirku setelah melahirkan nanti aku hanya punya waktu gak sampai 2 bulan untuk mengurus adik kecil. Tapi daripada terjadi apa2 karena sudah sering kram dan kencang-kencang maka pikirku lebih baik cuti sajalah sekaligus beristirahat untuk persiapan melahirkan nanti. Puji Tuhan sejak tanggal 17 Oktober mama dan tanteku sudah datang dari Manado untuk menemaniku jadi kerjaanku di rumah jadi ringan karena dibantu mama dan tante. Sejak tidak punya pembantu otomatis aku dan si kakak yang mengerjakan semua perkerjaan rumah. Mulai dari nyuci pagi2 buta, masak air mandi untukku, memasak untuk makan siang, menyetrika, nyapu kamar dan ngepel tempat kostku. Agak ngos-ngosan juga mengerjakan semuanya apalagi si kakak tiap hari harus bolak-balik Kediri – Caruban yang memakan waktu 1,5 jam perjalanan. Minggu pertama cuti aku hanya beristirahat saja di rumah, pas memasuki minggu kedua cuti tepatnya tanggal 30 Oktober 2010 kontraksi sudah mulai terasa lebih hebat, ceritanya pagi itu aku pergi jalan-jalan pagi untuk memperlancar proses persalinan nantinya eh taunya pas pulang jalan aku sudah tidak bisa duduk lagi. Pinggang, perut dan punggungku terasa seperti dicabik-cabik, sakit sekali….. mau duduk sakit, mau berbaring punggung terasa nyeri, otomatis aku hanya bisa berdiri saja sambil memegang bagian pinggangku. Malamnya pas mau tidur aku mencoba tidur dengan posisi berbaring setengah duduk sambil miring ke kiri, tapi tetap saja terasa sakit apalagi pas larut malam perutku sudah mulai mulas. Tas perlengkapan untuk kubawa ke Rumah Sakit sudah kusiapkan jauh-jauh hari jadi kalau2 saat itu mau melahirkan aku sudah tidak pusing memikirkan perlengkapan yang akan ku bawa. Sekitar setengah mulas, akhirnya berhenti juga. Aku pun bisa tertidur walaupun tiap 15 menit atau setengah jam sekali terbangun karena sakit bagian pinggang dan punggungku. Hari Selasa tanggal 2 November aku pergi ke RS untuk control ke dokter kandungan sesuai jadwal kontrolku. Saat itu rasa sakit di perut, pinggang dan punggung masih tetap ada. Kontraksi sudah datang tapi belum teratur. Saat periksa di ruang bidan, sangat terasa sekali kontraksi yang hebat menyerangku. Aku hanya bisa menarik nafas panjang saat itu. Pas periksa denyut jantung adik kecil, bu bidan bilang bahwa denyutnya tidak teratur. Aku dan kakak mulai khawatir. Beberapa kali diperiksa hasilnya tetap sama. Ketika disampaikan ke dokter Gun, bu bidan disuruh dokter untuk memeriksanya sekali lagi, dan hasilnya tetap sama : denyutnya tidak teratur. Akhirnya pas diperiksa dokter sekaligus USG untuk melihat jumlah banyaknya air ketuban, dokter Gun memutuskan agar aku dirawat inap dulu untuk direkam jantung bayi keesokan harinya. Saat dirawat inap di RS, rasa sakit pinggang dan perutku mulai agak mereda, tatapi masih sering mulas tiap beberapa jam. Keesokan harinya setelah sarapan aku di CTG, hasilnya ternyata jantung janin baik dan kontraksi yang datang belum terlalu hebat. Akhirnya siang itu aku diperbolehkan pulang. Oh ya sebelum pulang aku sempat dijelaskan dulu oleh dokter Frengki (fyi, dokter kandungan di RS Baptis ada 3, yaitu dokter Gun, dokter Frengki dan dokter Eko) yang saat itu mengunjungi kamarku tentang tanda-tanda mau melahirkan, antara lain sudah terdapat bercak darah atau lendeir yang keluar dari jalan lahir, perut sudah mulas teratur atau tiba-tiba keluar air ketuban secara spontan, maka harus secepatnya datang ke RS. Mengingat hari itu umur kandunganku baru 37 minggu, maka dokter bilang kalau aku mungkin masih lama kok lahirannya. Lagipula umur 37 minggu itu si bayi baru memasuki tahap matang muda. Pulang ke kost, aku lagsung beristirahat. Malamnya perutku kembali sakit, pinggang dan punggungku juga sakit sekali. Tiap kali ke kamar kecil aku mengecek apakah sudah ada lender yang keluar ternyata belum, akhirnya aku tenang-tenang saja. Pas hari jumat malam saat terbangun untuk ke kamar kecil, aku mendapati celanaku sudah basah sedikit. Pikirku, kok bisa ya aku seperti ini,pipis tanpa terasa. Akhirnya aku mengganti celana. Selesai ganti, lho kok tiba-tiba basah lagi. Ternyata ada air yang keluar tanpa kusadari. Saat itu aku langsung tahu kakaka menyuruhku untuk tenang. Saat itu sudah mau jam 12 malam, akhirnya aku berbaring dan tertidur. Jam 3 dinihari aku terbangun, lagi-lagi celanaku basah. Saat itu kami memutuskan untuk ke RS Sabtu pagi harinya. Si kakak tetap masuk kerja, karena hari sabtu itu dia hanya kerja setengah hari. Pagi-pagi aku diantar mama dan tanteku ke UGD, dan saat diperiksa bidan memang betul ketubanku telah bocor. Kata bu bidan, bayiku harus dilahirkan secepatnya. Usia 37 minggu 3 hari katanya sudah cukup kuat untuk bayiku. Aku segera di bawa ke kamar perawatan, di pompa pup agar kotoranku tidak bercampur dengan bayi saat melahirkan nanti. Satu jam kemudian dokter Gun datang, diperiksa tapi belum ada pembukaan. Aku disuruh menunggu sampai mulas teratur datang mengunjungiku, tak lupa pula aku diambil darah untuk di tes di laboratorium. Jam 2 siang mulasku belum teratur, jam 4 sore malahan sudah tidak terasa mulas. Akhirnya saat jam 6 sore bu bidan bilang kalau dokter menyuruhku untuk di induksi dulu. Tapi seandainya induksi gagal, maka aku terpaksa harus di sesar. Untuk itu pilihan ada ditanganku, mau memilih diinduksi atau langsung di sesar.Aku dan kakak masih berunding dulu, si kakak bilang langsung aja di sesar daripada aku kesakitan saat diinduksi. Apalagi katanya sudah seminggu belakangan ini aku kontraksi terus, perut kencang dan sakit pinggang. Jika induksi gagal tho harus di sesar juga.Aku bilang kalau aku mau mencoba untuk diinduksi dulu. Tapi saat aku ke kamar mandi dan melihat kalau rembesan air sudah mulai banyak, aku akhirnya menyetujui apa yang si kakak bilang. Ya….aku memilih untuk di sesar, bukan karena aku takut sakit tapi karena aku khawatir dengan si adik kecil. Aku mungkin masih bisa menahan sakit jika diinduksi, tapi bagaimana dengan bayiku?? Tahankah dia didalam sana dengan jumlah ketuban yang terus berkurang? Rembesan demi rembesan air ketuban terus menetes, bagaiman jika habis dan dia belum bisa lahir juga? Aku tak boleh egois ingin melahirkan normal tapi mempertaruhkan keselamatan bayiku. Aku tak boleh bertaruh dengan nyawanya. Mamaku langsung menelpon papaku dan juga tanteku2ku yang ada di Kotamobagu. Tante2ku juga menyarankan aku untuk di sesar saja. Jam 7 malam persiapan dilakukan karena jam 9 malam operasi akan dilaksanakan. Kata bu bidan, yang akan mengoperasi aku adalah dokter Eko. Si kakak sempat ingin tanya ke bidan kenapa bukan dokter Gun yang akan mengoperasi aku? Bukankah selama ini beliau yang menangani kehamilanku? Tapi ku cegah kakak untuk menanyakan hal itu. Aku percaya siapapun dokter yang menanganiku, Tuhan pasti akan tetap bekerja dengan caraNya yang ajaib. Aku yakin, dokter adalah perpanjangan tangan Tuhan, diatas segalanya Tuhanlah yang memberi kehidupan. Dia yang memutuskan segalanya. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha, tapi pasti kehendakNyalah yang akan jadi. Jam 8 lewat aku dibawah ke kamar operasi, tapi sebelumnya sempat didoakan dulu oleh ibu Pendeta yang melayani di Gereja tempat kami beribadah, yang datang menjengukku. Ibu pendeta bilang padaku kalau aku harus tenang menghadapi situasi ini, percaya dan harus berserah kepada Tuhan. Saat dibawa ke kamar operasi perasaanku menjadi tenang sekali. Pas diruangan operasi aku diberi tahu oleh perawat bahwa saat ini dokter anestesi tidak berada di tempat, lagi keluar kota. Tadi perawat sudah menghubungi dokter dan dokter menginstruksikan perawat anestesi yang melakukan bius, tapi bukan bius lokal melainkan bius total. Dokter tidak memberikan kewenangan kepad perawat untuk melakukan suntikan di tulang punggung belakang, jadi mereka hanya diberikan kewenangan untuk melakukan bius total. Jadi kata perawat tersebut, saat bayiku dilahirkan nanti aku dalam keadaan tidak sadar dan tidak akan mendengar tangisan bayiku seperti halnya operasi sesar biasanya yang hanya dibius separuh badan dan masih bisa mendengar tangisan bayi. Tak apalah pikirku, yang penting bayiku selamat…. pas lagi siap-siap di kamar operasi, aku mendengar suara orang yang sangat kukenal menyapaku : Hallo One……masih belum ada pembukaan ya?? ya….itu suara dokter Gun, ternyata yang akan melakukan operasi sesar adalah dua dokter sekaligus yaitu dokter Gun dan dokter Eko. Dokter menyuruh perawat membawaku ke ruang operasi yang dilengkapi lampu-lampu besar itu. Lalu dokter bilang begini padaku : “One, kamu ini pasien yang sudah kutangani sejak hamil muda jadi pasti akan kutangani terus. Masak pas saat-saat mau berjuang melahirkan aku tinggal sendiri, ya enggaklah…” kata-kata dokter itu membuat aku tertawa. Disaat seperti ini beliau masih saja suka menghibur orang. Puji Tuhan aku boleh dipertemukan dengan dokter dan perawat yang sangat baik seperti mereka. Akupun lalu dipasangkan segala macam infus yang aku tak tahu lagi berapa jumlahnya, habis kedua tanganku semuanya dipasang dan disuntik selangnya beberapa kali. Setelah para dokter, perawat dan yang bertugas di ruang operasi berkumpul akhirnya salah seorang perawat memimpin doa, mendoakan agar operasi bisa berjalan lancar, memohon perlindungan Tuhan Yesus agar aku dan bayiku selamat serta meminta hikmat agar para medis bisa melaksanakan tugas dengan baik. Selesai kata Haleluyah… Amin diucapkan perawat tersebut, operasi pun dimulai. Lama kelamaan pikiranku menjadi tenang sekali dan lambat laun kesadaranku pun berkurang. Aku terbangun ketika merasakan sesuatu yang sakit dibawah perutku dan kurasakan juga ada darah yang mengalirdari bagian bawah. Pandanganku masih kabur, kepalaku sakit sekali, dan saat tanganku bisa bergerak, aku meraba bagian perutku yang kini sudah agak kempes. Aku teringat kalau aku baru saja menjalani operasi…..kutengok perawat yang ada disampingku, dan dengan suara yang agak dipaksakan aku bertanya mana bayiku? Samar-samar kudengar perawat itu bilang kalau bayiku sudah lahir, “Perempuan…… Berat badannya 3,4 Kg dan panjangnya 49 cm”. Puji Tuhan, aku merasakan ada air mata yang mengalir. Kini aku telah menjadi ibu…..aku telah mengantarkan anakku melihat dunia, 8 bulan 3 minggu (37 minggu 3 hari) dia ada didalam rahimku, aku dan dia bersama-sama berjuang mengatasi semua kendala yang menimpaku, aku berjuang mempertahankannya dari segala hal yang mengancamnya, bahkan ketika rasa kehilangan akan dirinya sempat hampir menimpaku namun Tuhan masih memberi kami kesempatan untuk bertemu dan kini dia boleh lahir dengan selamat. Waktu terindah telah Tuhan berikan untuk pertemuan kami……
Hari Sabtu, 6 November 2010 pukul 21.00 WIB, dirinya hadir ke dunia ini……
Dia, buah hatiku…….
Selamat datang putriku…..Bunga Mawar Penuh Harapan Anugerah Tuhan…..
Roselia Nadine Nathaniela Panjaitan
24 Januari 2011 : Antara Kista, Sakit Kuning dan ASI
Lanjut lagi ya ceritanya…
Setelah habis dioperasi sesar, aku sempat dibawa ke ruangan pemulihan sebelum akhirnya kembali lagi ke kamar perawatan. Saat di ruang pemulihan itu kurasakan rasa yang tidak enak pada tubuhku, rasa sakit di bagian perutku, darah yang kurasakan mengalir deras plus detak jantung yang masih belum stabil. Mungkin saat itu bisa dibilang kalau kondisi antara hidup dan mati sangatlah tipis jaraknya, dan aku merasa ada diantara garis tipis situ. Tapi saat teringat kalau aku baru saja melahirkan putriku, kutegarkan hatiku. Ya… aku harus berjuang, aku harus berusaha agar cepat sehat. Di sela-sela kondisi yang kualami, hanya doa yang bisa kuucapkan, meminta agar aku masih bisa bertemu putriku. Sejak lahir aku memang belum melihatnya, karena saat operasi aku dalam keadaan dibius total. Keluar dari ruang pemulihan dengan ranjangku didorong oleh seorang suster dan seorang bidan, aku melihat si kakak, mama dan tanteku menatapku pilu. Ya Tuhan, apakah telah terjadi sesuatu? Pikirku saat itu. Saat aku dibawa ke kamar, aku sempat bertanya sama bidan tentang keadaan putriku. Dan jawabnya “Bayinya masih di observasi bu, soalnya tadi pas lahir nangisnya kurang banter” (alias kurang keras). Ya Tuhan, adakah yang menimpa putriku? Belum sempat kutanyakan hal itu, kepalaku sudah terasa pusing sekali, dan darah kurasakan mengalir deras dari bawah tubuhku. Akhirnya aku hanya bisa terkulai lemas di tempat tidur. Aku ingin tidur, tapi mataku tak bisa terpejam, aku ingin mengobrol dengan keluargaku, tapi susah sekali suara ini keluar. Sampai beberapa lama aku dalam kondisi seperti ini dan ketika mama dan si kakak masuk ke kamar, mereka menyuruhku untuk istrirahat saja. Aku berusaha memejamkan mata, berhasil juga. Kurasakan aku mengalami tidur yang sangat panjang, tapi pas terbangun mamaku bilang kalau aku baru tertidur 1 jam. Saat suara mulai bisa terucap dari bibirku, aku bertanya pada mamaku tentang keadaan bayiku. Mamaku Cuma bilang kalau bayiku masih di ruangan bayi untuk diobservasi. Saat kutanya sehatkah dia, mamaku bilang iya. Kata mamaku wajah bayiku gemuk sekali. Sampai subuh aku sudah tidak bisa tertidur, aku hanya mengajak mamaku untuk bercerita terus, dan akhirnya aku tahu bahwa aku bukan hanya dioperasi untk melahirkan saja, tapi tadi sekalian aku menjalani operasi pengangkatan kista. Ya Tuhan, jadi inilah jawabannya mengapa mereka tadi menatapku dengan pilu. Saat kutanya bagaimana hasil operasiku, apakah ada yang ganas di tubuhku, mama bilang kalau tadi dokter bilang sama si kakak untuk kista tersebut akan dikirim ke Surabaya, diuji di bagian patologi. Kalau dilihat kondisinya, kata si kakak sih kista yang diangkat di tubuhku sudah tergolong parah. Kata mamaku, setelah operasiku tadi sih kakak sempat dipanggil oleh dokter Eko dan diperlihatkan bentuk kista yang diangkat dari tubuhku. Mamaku juga sempat bertanya sama dokter Gun, dan kata dokter selama ini beliau bilang padaku kalau kistaku sudah sembuh hanyalah untuk menenangkan diriku. Memang pas aku hamil 6 bulan sempat kutanyakan saat kontrol gimana dengan kista di tubuhku, dan dokter Gun hanya memeriksanya sekilas dengan alat USG trus bilang padaku : “Ah itu sih kista main-main, sudah jangan pikirkan lagi hal itu, fokus aja ke kandunganmu ya…” Ternyata beliau tak tega mengatakannya padaku kalau sebenarnya kistaku itu masih ada, malah semakin parah. Sebabnya, beliau tak ingin membebaniku dengan hal itu, terlebih selama hamil aku termasuk pasien yang mempunyai banyak keluhan. Beliau tak ingin pikiran serta kehamilanku terbebani masalah kista, apalagi beliau tahu suamiku tinggalnya jauh dan jika kontrol ke dokter aku selalu sendiri, jarang sekali ditemani sikakak. Dan memang terbukti, jawaban dokter ini setidaknya membuatku tenang, tidak memikirkan lagi tentang kista. Seandainya saja dokter mengatakan hal yang sebenarnya saat itu, mungkin aku sudah stress lho karena saban hari memikirkan penyakitku itu. Terima kasih Tuhan, betapa besar kurasakan perlindunganMu dalam hidupku. Hari minggu pagi dokter Gun datang mengunjungi pasien. Pas memeriksaku dokter bilang begini :
“Wah, selamat ya….Gimana, sudah tahu belum bayinya mirip mama atau papanya?”
Aku hanya menggeleng sambil bilang : “Bayinya belum dibawa ke sini dok, aku belum melihatnya”
“Oke, sebentar lagi bayinya dibawa, sekalian belajar menyusu. Oh ya One, tadi malam itu sekalian operasi pengangkatan kista lho”
“Apa kista di tubuhku itu ganas dok?”
“Kami baru mengirimnya ke Surabaya, jadi hasilnya masih menunggu. Tapi satu hal yang ingin kukatakan : Operasi sesar merupakan pilihan yang tepat untuk kondisimu. One, suami dan keluarga telah mengambil pilihan yang tepat”
Oh ya, untuk pemeriksaan kistaku hasilnya sudah keluar dari Surabaya seminggu kemudian. Dan hasilnya……biarlah hanya aku dan keluargaku saja yang tahu. Kami hanya mau berserah dan berpasrah untuk apapun yang terjadi.
Lanjut ya…..Sore harinya adik kecil dibawa ke tempatku. Kami berdua sama-sama belajar, aku belajar menyusui dan sia adik kecil belajar menyusu di payudaraku. Duh, betapa menakjubkannya saat itu, melihat dia menghisap puting PDku walaupun aku dengan segala keterbatasan yang belum bisa bergerak terlalu banyak, ditambah dengan ASI yang tak kunjung keluar. Adik kecil sempat mengangis karen terus menghisap tapi tak ada yang keluar. Kata suster, tak apalah ASI ku belum keluar, yang penting adik kecil sudah mengenalku dan sudah belajar menyusu. Malam harinya adik kecil harus di bawa ke kamar bayi. Memang kami tidak tidur dalam 1 kamar, jadi adik kecil hanya dibawa ke tempatku saat waktu menyusuinya saja. Esok harinya aku sudah diperbolehkan bangun, berdiri dan pergi ke kamar mandi walaupun masih harus diantar. Pagi-pagi sih adik kecil sudah dibawa ke kamar untuk menyusu padaku. ASIku belum keluar juga, ditambah infuse yang masih terpasang di tanganku membuat adik kecil tidak nyaman, dia berusaha menghisap putingku tapi tak ada yang keluar. Akhirnya adik kecil mengangis keras. Setengah hari itu setiap dibawa ke tempatku dia hanya menangis karena tidak bisa mendapatkan minum dari PDku. Duh, miris sekali melihatnya. Sampai sore harinya, adik kecil masih di ruang bayi. Dia belum dibawa ke tempatku padahal bayi-bayi yang lain semuanya sudah dibawa ke ibu mereka masing-masing untuk menyusui. Saat kutanya ke suster, aku mendapatkan berita yang cukup mengejutkan. Adik kecil sekarang ini sedang di lampu / di sinar karena KUNING. Ya Tuhan, cobaan apalagi yang menimpa kami…. aku bertanya ke suster mengapa adik kecil bisa kuning. Dan suster bilang ada 2 kemungkinan, yang pertama dia kekurangan cairan karena ASI belum keluar dan yang kedua fungsi hatinya belum bisa bekerja dengan baik, terutama untuk bayi yang lahir belum cukup bulan. Saat itu aku langsung menyalahkan diriku, kenapa ASIku belum keluar juga, padahal si adik kecil membutuhkannya. Kasihan melihatnya, berusaha menghisap putingku sekuat tenaga tapi tak ada hasil yang didapatnya. Akhirnya aku, si kakak dan mama langsung membuat keputusan dan si kakak bilang begini kesuster :”Suster, tolong berikan susu untuk bayiku, jangan biarkan dia kehausan. Jika perlu, tak apalah dari kami yang akan menyiapkan susunya”.
Suster : “Bukan begitu pak, RS tidak pernah kekurangan susu. Tadi kami juga sudah memberikannya susu, tapi alangkah baiknya jika dia bisa mendapatkan ASI langsung dari ibunya. Itu yang akan mempercepat proses penyembuhannya juga”
Kakak : “Trus gimana jika ASInya tak keluar juga, haruskah kami tega melihatnya kehausan terus? Tolong suster, berikan susu untuknya sebanyak yang dia butuh”
Suster berbalik menatapku dan berkata : “Bu, apakah ibu memang berniat menyusui bayi ibu setelah keluar dari RS atau hanya akan memberikannya susu formula saja?”
Aku : “Saya akan menyusuinya suster, tapi jika saat ini dia butuh susu karena ASI saya belum keluar, tolong berikan itu padanya.”
Mendengar jawabanku suster pun langsung keluar, dan tak sampai 10 menit kemudian bayiku sudah dibawa ke tempatku sambil bilang begini : “Ayo adik kecil, belajar menyusu sama mamamu ya, nak…”
Suster : “Bu, jangan stress menghadapi kondisi seperti ini. Berusahalah, biarkan dia menghisap putting ibu terus, pasti ASInya akan keluar. Banyak ibu-ibu yang menghadapi kondisi seperti ini dengan stress, akhirnya mereka malas untuk memberikan ASI dan menggantinya dengan susu formula. Saya yakin ibu tidak seperti itu…”
Aku hanya mengangguk perlahan, ya….aku memang akan memberikan ASI untuk adik kecilku sebanyak ataupun sesedikit yang Tuhan berikan untukku. Sambil adik kecil menghisap putingku, kubisikkan kata-kata ini padanya : “Kita belajar sama-sama ya ade, ade belajar minum dan mama belajar menyusui ade. Kita pasti bisa, pasti…..Mama yakin Tuhan pasti tidak akan membiarkan kita dalam kondisi seperti ini terus” Kata-kata memang adalah doa, ditengah-tengah jeritan si adik kecil yang mungkin sudah bosan karena tidak berhasil mengeluarkan air susu dari PDku, tiba-tiba kulihat ada cairan bening yang mengalir di PD kananku. Tak lama kemudian adik kecil yang menghisap putting PD kiriku berhenti menangis, dan di sela-sela bibirnya kulihat ada cairan bening juga yang keluar. Puji Tuhan…..akhirnya keluar juga air susuku . Akhirnya adik kecil bisa mendapatkan juga kolostrum walaupun dengan perjuangan yang begitu berat. Terima kasih Tuhan. Walaupun sudah mendapatkan ASI dariku, tapi adik kecil masih saja tetap kuning. Bahkan saat diperiksa, kaki dan telapak kakinya sudah mulai kuning juga. Kata dokter anak, Kuning ini bisa disebabkan karena hati adik kecil belum berfungsi dengan baik. Aku yang sebenarnya sudah diperbolehkan pulang dari RS akhirnya menunda kepulanganku karena adik kecil masih harus terus di rawat. Tak tega aku melihatnya di lampu terus, ditelanjangi dan hanya dipakaikan kain penutup mata berwarna hitam. Disaat bayi di sampingnya tidur pulas dengan dibungkus bedong sebagai penghangat tubuh, adik kecil harus ditelanjangi dan sinar terus. Malahan di hari Rabu dokter bilang agar adik kecil harus di lampu full 24 jam karena kuningnya makin memburuk. Trus, bagaimana aku harus menyusuinya? Kata dokter, paling maksimal aku hanya diberikan waktu 15 menit untuk menyusuinya di waktu jam minum, tapi hal itu membuat proses penyinaran berlangsung tidak efektif karena terputus dengan waktu menyusui. Duh, rasanya tercabik-cabik hatiku saat itu. Akhirnya, aku memutuskan untuk memerah ASIku. Setiap 2 jam sekali, kuperah ASI dengan meminta wadah gelas stainles steel dari RS. Dari pagi sampai pagi lagi, entah sudah berapa gelas yang kusetor ke ruang bayi untuk minum si adik kecil. Tengah malam saat ibu-ibu yang lain tertidur pulas, aku masih harus memerah PD kananku dan menyetorkannya. Disaat yang lain bermimpi indah di dini hari, aku sibuk memerah PD kiriku dan langsung menyetorkannya. Kadang, baru saja selesai memerah, suster sudah datang di tengah malam dan bilang padaku :”Bu, stok ASI sudah hampir habis, bayi ibu minta minum terus. Dia kepanasan karena kena sinar terus, jadinya kehausan terus.” Mendengar itu, aku kembali memerah. Sudah kempes, artinya ASIku sudah kosong. Segera kuminun air putih hangat yang banyak, kusuruh si kakak membelikan nasi goring untuk kumakan di tengah malam buta. Hasilnya, setengah jam kemudian ASIku kembali keluar, segera ku perah lagi dan kusetor. Puji Tuhan, usahaku tidak sia-sia. Hari Jumat malam aku diberitahu kalau esok hari adik kecil sudah boleh ku bawa pulang. Kuningnya belum seratus persen sembuh, tapi setidaknya sudah membaik dari sebelumnya. Mendengar hal itu aku hanya bisa bersyukur. Malam itu selain adik kecil sudah bleh menyusu langsung padaku, aku juga tak lupa untuk memerah ASI untuk kusetor ke ruang bayi. Hasilnya, saat aku pulang keesokan harinya masih ada 1 gelas lagi yang belum sempat diminumkan pada adik kecil. Sebelum pulang, bidan yang bertugas saat itu bilang begini:
Bidan : ‘Bu, saya Cuma bisa bilang kalau ibu harus telaten mengurus bayinya ya…. Memang dibutuhkan kesabaran ekstra untuk merawat bayi yang kena Kuning. Apalagi dengan kondisi ibu yang melahirkan sesar dan baru saja diangkat kista, pasti akan terasa berat. Tapi, ibu harus semangat, kami sudah melihat usaha ibu selama ini. Jadi, teruskanlah itu….jika ibu pergi bekerja, perahlah ASI seperti biasanya. Itu yang akan mempercepat proses penyembuhannya dari sakit Kuning. Pagi hari, jemurlah bayi ibu, tapi matanya jangan kena sinar matahari langsung. Dan ingat, jangan berikan PASI untuk bayi ibu, tapi berikanlah ASI.”
Aku : “PASI itu apa ya bu bidan?”
Bidan : “Pengganti ASI”
Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih atas nasihat dari bu bidan. Sepulangnya dari RS, selain tetap menyusu dari payudaraku kuajari juga adik kecil minum dari sendok dan dari dot. Puji Tuhan, adik kecil mau belajar dan menerimanya. Setiap pagi aku dan mamaku menjemurnya, dan setelah sebulan akhirnya adik kecil sudah sembuh dari kuning. Matanya yang dulu kekuningan kini menjadi putih bersih. Muka dan tubuh yang dulu agak kuning, kini sudah tidak lagi. Terima kasih Tuhan……
Dan saat ini, disaat aku bekerja adik kecil kutinggal dirumah bersama mamaku yang menjaganya (Makasih ya ma, sudah meluangkan waktu untuk menjaga kami). Setiap berangkat kerja, sudah kutinggal 4 botol ASI perah untuknya di lemari es. Pas jam minum, tinggal dihangatkan saja. Jam 12 siang, aku pulang untuk menyusui sekaligus memerah ASI lagi. Sejauh ini aku belum menyediakan susu formula di rumah, jadi adik kecil full hanya minum ASI saja. Entah sampai kapan keadaan ini akan berlangsung. Aku memang ingin sekali memberikan ASIX untuk adik kecil, tapi untuk hal itu aku hanya mau berserah pada Tuhan. Selama Tuhan masih memberikan ASI yang cukup di tubuhku, aku pasti tidak akan pernah mensia-siakannya.
Terima kasih Tuhan untuk semua anugerah yang Kau berikan dalam hidup kami. Ajar kami untuk terus bersyukur bahwa betapa baikNya Engkau memberkati kehidupan kami.
1 Maret 2011 : Nela dan aktivitasnya….
Bicara tentang Nela seakan tak ada habisnya. Selalu ada saja hal baru yang dilakukannya yang membuat kami semua terpana, terbahak dan tersenyum.
Walaupun tak bisa kutuliskan satu demi satu disini, tapi semuanya terekam jelas dalam ingatan kami. Ini ada beberapa hal yang ingin kutuliskan tentang aktivitas Nela
1. Nela dan Botol Susunya
Sejak lahir dan saat masih di RS, Nela sudah bisa minum dari botol susu dengan menggunakan dot. Karena saat itu Nela sempat kuning dan harus di sinar terus, maka aku memberikan ASI Perah kepada Nela, kusetorkan ke perawat di ruang bayi dan diminumkan oleh perawat tersebut. Kata perawat dan bidan yang bertugas di RS, memang cara terbaik untuk memberikan ASIP ke bayi yaitu dengan menggunakan sendok. Tapi karena saat itu Nela di sinar terus dan minta minum terus menerus, maka selain menggunakan sendok, ASIP yang kusetorkan itu juga terkadang diberikan lewat dot supaya Nela bisa cepat minumnya, karena kata perawat Nela tergolong bayi yang tidak sabaran, terlambat sedikit di beri minum langsung mengamuk dan berteriak, makanya sering juga Nela di beri ASIP pake dot. Soal sikap Nela yang tidak sabaran ini juga sempat aku alami di bulan-bulan awal kelahirannya. Saat mau minum tidak boleh pake lama, pas dia mau aku harus segera menyusuinya. Terlambat sedikit kusodorkan PD ku padanya, maka tangannya akan memukul-mukul PDku, dan kemudian meronta-ronta. Tapi sekarang Nela sudah tidak bersikap seperti itu lagi, kini dia sudah bisa menungguku mengeluarkan PD dari balik bajuku. Sekarang jika melihatku mengeluarkannya, malahan Nela tersenyum-senyum, seakan tahu bahwa itu adalah makanan dan minuman yang tersedia untuknya. Nah soal botol susunya, Nela punya satu botol susu kesayangan. Nela hanya mau minum ASIP dari botol itu, botol susu merk Pigeon dengan tutup warna merah. Jika mamaku menunjukkan botol itu, maka Nela bersikap seperti mau melompat dan mengambil botol itu sambil tertawa senang. Jika ditunjukkan botol yang lain, Nela sama sekali tidak bersemangat. Tapi jika ditunjukkan botol dengan tutup merah itu, wah semangatnya langsung berkobar-kobar. Oh ya, Nela juga sudah bisa memegang sendiri lho botol susunya itu. Jadi saat dia minum, botol itu sudah bisa di pegang sendiri dengan kedua tangannya.
2. Nela dan Alkitab kecilnya
Salah satu yang membuat Nela senang dan tersenyum lebar adalah ketika aku membacakan Alkitab bergambar untuknya. Setiap malam sebelum tidur, aku pasti membacakan cerita dari Alkitab bergambar itu untuknya. Pernah saat itu sudah jam 8 malam Nela ada di kamar bersama mamaku. Aku saat itu masih menyetrika baju-baju Nela, dan tiba-tiba dari kamarnya ku dengar Nela sibuk mengoceh-ngoceh seperti meminta sesuatu. Saat aku pergi ke kamar, kulihat Nela memandang ke arah lemari kecil di kamar itu. Saat ku perhatikan, ternyata di lemari itu ada Alkitab bergambarnya yang kuletakkan secara berdiri sehingga terjangkau oleh pandangannya. Aku dan mamaku akhirnya tahu, kalau Nela ingin mengambil Alkitab miliknya. Rupanya Nela tahu kalau aku belum membacakan cerita untuknya malam itu. Aku dan mamaku hanya bisa tertawa melihat tingkahnya. Saat aku mengambil Alkitabnya dan menunjukkan padanya, Nela pun langsung bersorak-sorak gembira. Duh adik kecil, terima kasih ya sudah mengingatkan mama untuk membacakan cerita Alkitab buat adik kecil…..
3. Nela dan Lagu-lagu Anak Sekolah Minggu
Sebelum dan sesudah membaca cerita, aku selalu menyanyikan lagu-lagu anak sekolah minggu untuk Nela. Lagu yang kunyanyikan antara lain Anak Sekolah Minggu, Anak-anak kecil Tuhan Cinta, Yesus sayang padaku, Matahari bersinar terang, Sekolah minggu paling yahud, Pertama kali dengar Firman Tuhan, Kalau rasa gembira tepuk tangan, dan Pujilah Nama Tuhan. Nela pasti akan bergerak kegirangan, tangan dan kakinya bergerak-gerak lincah, senyum tersungging di bibirnya dan bibirnya bergerak-gerak seakan ingin ikut bernyanyi denganku. Puji Tuhan, Nela boleh mengenal lagu-lagu Sekolah Minggu sejak bayi. Oh ya jika pergi ke Gereja Nela juga diam dan tenang sekali, selama ibadah Nela tak pernah nangis, hanya minta minum saja sekali pas khotbah. Setelah itu langsung tidur nyenyak.
4. Nela dan Janji
Jangan menjanjikan apa-apa pada Nela, karena dia pasti akan menagih janji yang kita ucapkan. Contohnya suatu malam mamaku bilang begini : ”Besok pagi Nela Oma ajak jalan pagi keliling kompleks ya?”Dan tahu tidak, jam setengah 5 pagi Nela sudah bangun dan tertawa kegirangan padahal itu belum jam bangunnya. Biasanya Nela bangun jam-jam setengah 6. Kadang-kadang memang Nela bangun jam 4 atau setengah 5 untuk minta minum, setelah itu tertidur lagi. Tapi ini sudah aku susui, kok tidak tidur malahan hanya main-main terus dan mengoceh sendiri. Akhirnya aku teringat kata-kata yang diucapkan mamaku semalam, dan saat aku bilang begini ke Nela :”Nela mau jalan pagi ya?” Eh…langsung saja dia tersenyum girang dan kakinya diangkat-angkat. Duh Nak, ini masih jam setengah 5 pagi, belum waktunya dirimu diajak jalan pagi. Akhirnya nanti jam 6 Nela di ajak jalan pagi. Raut wajahnya senang sekali dan berbinar-binar. Ternyata Nela betul-betul menagih kata-kata yang diucapkan. Nah sekarang ini kan kebanyakan di pagi hari sering hujan, makanya sekarang malam harinya kami bilang begini ke Nela : ”Nanti besok Nela jalan pagi ya…. tapi kalau tidak hujan” dan buktinya kalau hujan Nela tidak menagih kata-kata itu, tapi kalau pas tidak hujan pasti Nela akan bangun lebih pagi dan menagih kata-kata yang diucapkan padanya semalam.
5. Nela dan Ayunan
Kurang lebih sebulan sebelum aku masuk kerja, kami memutuskan untuk membeli ayunan sebagai tempat tidur Nela di siang hari. Keputusan ini kami buat karena melihat tingkah Nela yang sangat senang di gendong dan diayun-ayun sebelum tidur. Jika tidak diayun dengan tangan, maka Nela susah sekali untuk tidur. Waktu itu aku masih dalam masa cuti, jadi tak apalah setiap mau tidur kugendong dan ayun-ayun dulu. Tapi bagaimana jika aku sudah masuk kerja nanti? Siapa yang akan menggendong Nela terus menerus sementara aku kerja. Kalo selama ini aku dan mamaku bergantian gendong, setelah aku kerja otomatis hanya mamaku saja yang menggendongnya. Maka kami memutuskan untuk membeli ayunan sebagai tempat tidur Nela di siang hari. Awalnya Nela masih belum terbiasa tidur di ayunan, tapi sekarang ayunan itu sudah menjadi tempat tidur tetapnya setiap aku kerja. Kalo pas hari libur, aku tidak menidurkannya di ayunan tapi langsung di tempat tidur sambil ku peluk dan ku cium-cium. Gemas sekali melihat tingkah putri kecilku itu, hehehe….
Oh ya, soal ayunan ini kami cukup sulit mencarinya. Aku dan si kakak sudah keliling selama 2 hari mencari ke berbagai toko meubel tapi tak ketemu sampai akhirnya aku menyerah juga. Ternyata si kakak tidak kenal menyerah mencari ayunan itu. Pas pulang kerja malam hari, si kakak bisa juga menemukan ayunan itu di sebuah toko meubel kecil yang ternyata berdekatan dengan RS Baptis. Dan tahu tidak, ayunan sebesar itu berhasil di bawa oleh si kakak hanya dengan menggunakan sepeda motor. Papaku yang saat itu ada di Kediri dalam rangka merayakan Natal dan Tahun Baru bersama kami sampai bilang begini : ”Wah, Papa nda menyangka Oland bisa memuat ayunan itu sendiri di motornya. Kalau papa rasanya tak sanggup deh. Tapi dengan melihat ini Papa jadi tahu betapa besar perhatian Oland pada Nela, tak kenal menyerah mencari ayunan itu sampai ketemu” Kalau aku sih saat melihat dia datang membawa ayunan itu di motornya malahan bilang si kakak seperti pedagang rotan keliling yang menjajakan dagangannya, hehehe……
6. Nela dan tertawa
Sejak umur seminggu Nela sudah bisa tersenyum lebar. Pas 1,5 bulan Nela sudah bisa tertawa jika diajak bercanda tapi tentu saja suara tawanya itu tidak kedengaran. Baru minggu lalu Nela bisa tertawa yang sebenarnya, dalam artian suaranya terdengar jelas. Nela tertawa terbahak-bahak sekaligus terkekeh-kekeh saat aku ajak bercanda. Duh….lucu sekali suara tawamu adik kecil….
7. Nela dan compeng
Sehabis minum dari PDku biasanya Nela langsung tertidur. Saat PDku di lepasnya, bibir Nela masih saja tetap seperti masih menghisap putingku yang membuat mulutnya bergerak-gerak terus. Tanteku bilang kalau gerakan bibirnya itu seperti lagi menghisap compeng. Aku awalnya bingung apa yang di maksud dengan compeng. Ternyata yang di maksud tanteku itu adalah dot empeng. Jadi bayi yang diberi dot empeng itu tertidur sambil menghisap. Nela pun demikian, bibirnya seperti lagi menghisap dot tapi ternyata tidak. Jadilah setiap kali Nela membuat gerakan seperti itu sehabis minum lalu tertidur, kami langsung otomatis bilang pake bahasa Manado kalo Nela sedang ba compeng. Walaupun demikian, kami sudah sepakat tidak akan mengenalkan empeng kepada Nela, cukuplah Nela membuat gerakan seperti itu tanpa dot empeng di bibirnya.
Ah Nela….selalu ada hal baru dalam kehidupanmu. Selalu kau membuat hidup kami lebih berwarna dengan celotehan riangmu dan tingkah lakumu yang menggemaskan. Teruslah bertumbuh Nela……doa, cinta dan kasih sayang kami selalu ada untukmu.
Tuhan Yesus, sertailah terus Nela, bimbing dan jaga Nela agar bisa bertumbuh dengan baik. Nela adalah berkat luar biasa yang Tuhan berikan. Nela adalah anugerah Tuhan, seperti arti namanya……Nathaniela……..
subhanallah..saya muslim yang sedang hamil muda..benar2 terharu membaca artikel ini..posisi hampir sama karena saya bekerja di Bali dan suami ada di Jakarta sedangkan keluarga ada di Solo..saat ini saya merasa sendiri dan kesepian..semoga artikel ini membuat saya menjadi calon ibu yang kuat untuk baby saya..makasiii ya mb yaaa??cubit sayang buat Nela cantikk ^^
Amin….Terima kasih ya mbak sdh membaca tulisan saya ini. Semoga mbak selalu dikuatkan dalam menjalani masa kehamilan ini. Walaupun jauh dari keluarga, tapi saya yakin mbak pasti akan kuat menjalaninya. Jaga kesehatan dan jangan terlalu capek ya mbak? 🙂
Ini Nela boleh balas nyubit tante gak ya? hehehehe… 🙂
Wah senang skali baca ini mba,trmksh sdh sharing pengalamannya.. Moga saya bisa cpt dpt momongan,kmrn udh tlat n tp garis pink samar,tp karna prjalanan darat bandung-lampung ulubelu, akhirnya kluar gumpalan darah banyak.mgkin blm rejeki 😦
Amin…. Semoga mbak cepat diberikan momongan ya….
Pasti saat terindah itu akan tiba, saat dimana akan ada seseorang yang memanggil mbak dengan sebutan “Mama”….
terharu saya bacanya
saya juga sedang hamil 24minggu,syukurlah tidak ada keluhan apa2
baca artikel mbak bikin kerah baju basah hehe
semoga sehat semua yaa…amin
Makasih ya mbak sdh baca tulisan saya. Syukurlah masa kehamilan mbak tidak ada keluhan apa2… Semoga tetap sehat dan lancar sampai waktunya melahirkan ya… 🙂
subhanallah.saya muslim terharu dg kisah anda terutama karena kemiripan kisah qt,sama2 bkerja,suami luar propinsi, pernh hamil,pendarahan,opname brulangkali,bedrest total,kluar masuk rs krn saya mengalaminya hingga 3 kali kehamilan yang ksemuanya kguguran pada hamil ke1,2&4.tapi alhamdulillah pada hamil ke 3 saya diberi kepercayaan Allah seorang putra lahir sehat dg cesar 3,5 kg,52 cm.semua yang terjadi atas kehendak Allah,&atas ijinNYAlah saya skrg bersama putra saya Fahry.cubit kecil gemes pipi nela yang imoet yach y
Ah… ternyata saya punya teman dengan kondisi yang sama saat masa kehamilan ya… Puji Tuhan ya mbak kita masih diberi kesempatan dan kepercayaan untuk mengasuh buah hati kita, walaupun harus melewati jalan yang tidak mulus….Sungguh, itu adalah anugerah yg tidak ternilai….
Hehehe….Nela senang dicubit kok tante, apalagi cubit gemes:)
Salam buat Dik Fahry ya….
waahh smp terharu aq bcnya..soalnya sama kehamilanqu skrng bru 7 minggu dan aq jg ada kista yg panjangnya 2,8..sy bnr2 merasa srtes bgt pas tau klw ada kista..
Iya ya mbak, pas tahu kalo ada kista saat hamil mmg bikin stres. Tapi mbak jgn stres2 terus ya, soalnya itu sangat berpengaruh pada kehamilan. Pas mau melahirkan nnt, kista itu bisa diangkat kok lewat operasi…
Semoga mbak dan calon bayi juga sehat selalu ya… sampai tiba saat yg indah dimana perjumpaan mbak dengan si dede bayi terjadi. itu adalah waktu2 yang sungguh mengharukan… 🙂
semoga sehat selalu ya untuk Roselia nadine n bunda..
Aq baca ini hmpr 2jam selama perjalannan plg kerjaku.aq blm hamil tp kmrn ad flek tp tspeck hslny ngatif.makasih y mba critamu menguatkanku,n km wanita dan ibu yg kuat.slamat n trima ksh
Selama 2jam prjalanan a netesin airmata trs smp2 org2 dikreta ngeliatin aq.aq jd kuat dg critamu mba dg prjuangnmu n rintangn yg bertubi2,stiap pngorbananmu udh trbyr dg hadirnya nela,smga allah membri kprcyn pdku tuk jd seorg ibu.aq ikt mrskn sakit dihati n slalu pgang prtku tiap rintangn mnghadangmu.ya tuhan…smg km n klrg slalu dibri kbahagiaan.nela..jd ank yg brbakti y jaga mama.salam sayangku tuk mu nela n mba one
Terima kasih ya mbak, jika ternyata cerita tentang kehamilanku ini boleh menguatkan mbak… Saya yakin akan ada saat dimana mbak juga akan memperoleh anugerah terindah itu, saat ada seseorang yg akan memanggil mbak dengan sebutan “Mama”…. Smoga mbak sekeluarga juga selalu diberi kebahagiaan…
Salam dari Nela buat tante, sekarang Nela sudah besar lho… 🙂
Subhanallah. Cerita mba sangat menyentuh hati. Pengalaman yg mba ceritakan di atas hampir sama dengan yg saya alami. Hidup sebagai wanita karier, hidup sendiri di kost2 an yg jauh dari suami, kista di sebelah kanan yg cukup membahayakan nyawa bayi di dalam rahim nyaris di lahirkan di usia yg blm cukup utk di lahirkan (32 minggu) & harus di operasi cesar. Namun saya pilih utk bertahan walau harus menahan rasa sakit yg hebat karena kista yg cukup besar ukurannya. Akhirnya dokter memberikan suntikan penguat paru2 utk si kecil yg ada dlm rahim hingga tiba masanya. Alhamdulillah jagoan kecilku Adzka dilahirkan dg kondisi normal & sehat walau harus dg jalan operasi cesar. Di antara semua bayi yg lahir di RS Santo Yusuf Bandung waktu itu, dokter Roy (spesialis anak) menyatakan hanya jagoan kecilku yg tidak mengalami kuning. Sekali lagi Alhamdulillah.
Mba termasuk wanita & ibu yg hebat dan kuat mengahadapi cobaan yg bertubi-tubi berjuang demi si kecil. Semoga dede kecil Nela menjadi anak yg hebat & kuat juga seperti mamanya. Ameen. Salam & sun sayang dari Aunty Giar di Bandung buat Nela sayang.
Kondisi kita ternyata sama ya mbak….Semua hanya karena kebaikan dan anugerah Tuhan ya mbak, sehingga kita bisa melewati masa2 itu… Sampai sekarang jika ingat semua saat2 itu, saya msh sering menangis, tangisan haru dan syukur karena diriku telah diberi kesempatan untuk menjadi seorang mama… Mbak juga ibu yang hebat, berjuang dan bertahan utk si buah hati.
Sun sayang juga dari Nela buat Aunty Giar…. Salam sayangku juga buat Adzka ya… 🙂
kerenn ceritanya,,semoga dd bayinya sehat terus ya 🙂 Tuhan Yesus itu sungguh2 sangat baik ,,, ia memberi ketika kita meminta dan berharap padaNya 🙂
Amin…. Terima kasih doanya ya 🙂
Yup, betul sekali…. Seperti kata Firman Tuhan : “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat, ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu”.
Terharu sekali membaca artikel ini.. Mba bener2 dianugerahi mukzizat dari Tuhan..
Saya skrg sedang hamil 6 minggu dan sudah 10 hari pendarahan.. Blm tau apa bayiku bisa diselamatkan 😦 tp aku tetap optimis bahwa adik kecil di perut bs bertahan dan sehat..
Iya Mbak… apa yg kualami benar2 merupakan Mujizat dari Tuhan.
Tetap semangat ya Mbak… Yakin dan percaya kalau adik kecil pasti akan baik2 saja… Didalam sana pasti diapun lagi berjuang untuk nantinya bisa bertemu dengan Mbak…
Semoga mbak dan adik kecil selalu diberikan kesehatan dan kekuatan untuk melalui semuanya ini.
Membaca ceritany sangat sedih dan mengigatkan ku pada perjuangan ku melahirkan secara sesar anak ku naswa tp anak ku g bisa diselamatkan karna jantungnya udah lemah banyak perjuangan ku disaat mengandungnya coba2 demi coba menerpa dsaat aku hamil dsaat usia kandungan ku 2bulan aku udah diponis kandungan ku lemah jd aku dkasih obat penguat,trus dsaat usia kandungan ku 7bulan diponis kandungan ku sungsang aku berusaha sujud tiap 1jam sex syukurlah akhirnya anak ku kembali keposisi yg sebenarnya dsaat usia kandungan ku 8bulan dikatakan oleh dokter kandungan ku -berat badanya jd mati-matian aku berusaha makan es krim,minum sirup akhirnya aku periksa dsaat 9bulan berat kandungan ku normal.ternyata pengorbanan seorang ibu demi anakny sunguh besar.salam peluk cium buat dedek nela dr bunda naswa.
Iya Bunda, kita baru merasakan pengorbanan ibu yang begitu besar ketika kita sudah mengalaminya sendiri. Perjuangan bunda juga sungguh luar biasa….Disana Naswa pasti merasa damai dan bahagia, dan naswa pun tahu bagaimana besarnya pengorbanan bunda saat mengandung dan melahirkannya…
Peluk cium juga dari Nela buat Bunda Naswa… 🙂
Baca artikel ini jadi tambah semangat mba, selamat yah…awalnya sy browsing2 tentang RS untuk persiapan persalinan, ada teman yang merekomendasikan RS baptis, trus nemu artikel ini, coba deh nanti saya periksa ke baptis, thanks bgt infonya mbaaa
Makasih juga ya jika tulisanku ini jadi berguna dan bermanfaat buat mbak…Semoga lancar2 ya persalinannya..
Subhanallah,,,cerita’a menyentuh bngt mba,,,smpe g henti2’a sy meneteskan air mata,,sungguh perjuangan yg sangat berat syukur mba bs lewatin itu semua,,kalo sy ad dposisi mba mungkin sy pun akan melakukan hal yg sama,,secara sy sudah kepengen bngt punya keturunan,,,semoga dede’a sht trz y mba dan jd anak yg berbakti untuk ortu’a,,,amin
Terima kasih ya mbak sdh membaca tulisan saya… Saya sangat bersyukur boleh melewati semua itu, dan itu semua hanya karena AnugerahNya. Saya yakin, semua ibu pasti akan berjuang sekuat tenaga jika mengalami hal dan kondisi yg sama dengan yg sy alami.
Tetap semangat ya mbak….. Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktuNya, pasti ada saat terindah dimana mbak juga menjadi seorang ibu… Amin….
Belum selesai Saya baca tulisan mama Nela sy sdh neteskan airmata, bener2 menggambarkan perjuangan dan cinta seorang ibu, begitulah yg aku rasa dan harapkan saat ini. Saat ini usia kandungan 6 minggu namun sebelumya sy mengalami pendarahan dalam wkt yg lama lebih dari 10 hari, yg sy pikir adalah menstruasi krn mm siklus sll gak teratur, namun ada rasa yg lain stl hari ketujuh ketika aktifitas kerja memuncak, keluar darah yg lbh banyak, n malamnya lgsg tes pake TP hasilnya positif, langsung kabari suami yg memang kerja luar kota, namun hati was2 jangan2 calon dedek sdh tdk ada,malam tdk bs tidur, bsk paginya sy TP lagi, positif, langsung hari itu sy ijin stengah hari kerja utk ke dokter memastikan apakah si dedek msh ada, alhamdulillah msh ada..bahagia tak terkira, berbunga2, maklum th lalu sempat keguguran, anak kedua, dan anak pertama kami peroleh setelah usia 9 th pernikahan (melalui perjuangan,ujian n kesabaran) . Kini di usia tepat 43 pada awal feb kemarin, sy msh diberi kesemp utk memperjuangkan kehadiran adek bg buah hati pertama yg berusia 6 th saat ini. Sampai hari ini pun sy msh bedrest krn pendarahan tjd lagi minggu lalu,. Setelah membaca tulisan mama Nela, sy merasa tidak sendiri utk berjuang dg segala daya , tentunya dengan pertolongan Tuhan saya ( اَللّهُ SWT), meski resiko,kata dokter adalah 50%, krn faktor usia. Semoga impian kami sklg terwujud.
Terimakasih mama Nela, semoga Nela menjadi anak yg senantiasa sehat, dan mjd kebanggaan yg senantiasa sayang dan menjaga kedua orangtuanya…dan nantinya punya adek lagi…Sun sayang buat Nela..
Iya mbak, kita tidak berjuang sendiri… diatas segalaNya, Tuhan pasti akan selalu menolong dan memberikan jalan yg terbaik untuk kita….
Syukurlah si dedek baik2 saja…. Banyak istirahat dan jangan terlalu capek ya mbak… Semoga kehamilannya berjalan lancar sampai tiba waktunya melahirkan nanti….Amin…
Terima kasih juga ya mbak atas doanya buat Nela… Sun sayang juga dari Nela buat tante…. 🙂
Membaca tulisan mama nela.. jadi ingin berjuang lagi… coz sudah hampir putus harapan… aku sudah keguguran 6x smoga saja Allah masih kasih aku kepercayaan untuk bisa hamil lagi…Aamiin…
Amin….Jangan pernah berhenti berjuang dan kehilangan harapan ya mbak….
Yakin dan percaya Tuhan pasti memberikan kesempatan dan waktu terindah untuk mbak.
GBU…
saya juga baru baca paaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnnnnnbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnggggggggggggggggggggggeeeeeeeeeeeeeeeettttttttttttttttttt bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbuuuuuuuuuuuuuuuuusssssssssssssssseeeeeeeeeeeetttttttttttttttttttttttttttttttt
🙂
Bahagia banget dngernya perjuangan seorang ibu..mdh2an terus diberi kesehatan buat nela dan mommynya..
Amin…. Makasih ya Mbak atas doanya…
GBU…
Perjuangan seorang ibu yang luar biasa.benar2 memotivasi.
Sy juga pernh perdarahan tp akhrx keguguran. puji Tuhan skarang ud hamil lg 4 mgg,smoga kali ne kehamilanx lancar smpe lahiran..amin.
Slam syng buat Nela n mommyx.
Saya bisa melalui dan melewati proses kehamilan dan kelahiran Nela, itu semua hanya karena AnugerahNya.
Puji Tuhan ya Mbak sekarang sdh hamil lagi… Semoga semuanya lancar sampai proses lahiran. Pasti ada waktu terindah yang diberikan Tuhan untuk bertemu dengan seseorang yang akan memanggil kita dengan sebutan “Mama….”
Salam sayang juga dari Nela… 🙂
GBU….
dari awal fia baca terus ceritanya. ceritanya sangat memotivasi fia untuk ke depan. makasih ya.
oh ya. salam juga buat nela cantik ^^
Makasih ya kalau pengalamanku ini bisa memotivasi.
Salam juga dari Nela…… 🙂
Very touching and inspiring mbak, thanks…Tuhan Yesus sungguh luar biasa. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktuNya.
Iya… Tuhan Yesus sungguh luar biasa…
Apa yang kelihatan mustahil bagi kita, ternyata dibukakan jalan yang indah olehNya.
y’Allah.. Pertama2 selamat ya bunda utk kelahiran nela ke dunia ini, sungguh anugerah terindah.. Saya salut perjuangan bunda one yg begitu yakin akn smua cobaan yg sempat dialami, bnr2 patut dicontoh.. Mdhn2 saya bs sekuat&seyakin bunda utk gk bosannya meminta sm Allah agr diberi rezeki&kepercayaan seorang anak kelak nantinya.. Salam peluk&cium utk nela yahh bund,:-*
Amin…Terima kasih ya.
Salam juga dari Nela….
Maha Besar اَللّهُ,,,,aku terharu bacanya…walaupun ini kehamilan ku Ψάπƍ 2 tetap saja berbeda rasanya,,,proses panjang dalam sebuah pengorbanan…slmt Ч᪔̮ mb… Smga selalu sehat 🙂
Terima kasih ya Mbak sdh membaca ceritaku ini.
Semoga Mbak juga sehat selalu, dan kehamilannya bisa berjalan lancar sampai waktu melahirkan nanti.
Cerita Nela yg sungguh luar biasa.
Hi One,
Salam kenal ya, saya Mei di Medan
Putri pertamaku lahir 19 Feb 2014 lalu namanya Erlin Nethaniela Laoli kami panggil dia Netha. Kalau One berjuang untuk Nela saat dalam kandungan, saya, suami dan putriku harus berjuang meminta untuk kesembuhannya. sudah 41 hari ini usianya namun Netha blum kunjung pulang dari RS, karena paru2nya memproduksi lendir tak henti2nya yg buat dia sesak ditambah ada kebocoran di jantungnya ( PDA ) belum lagi masalah lambungnya yg melintir dan hernia yg makin besar, selain itu langit2 putriku belah ( tanpa langit2). Aku sangat bersyukur pada TUHAN Netha boleh hadir dihidupku. Tapi betapa banyak derita yg harus di alami putriku Netha.
Tapi aku yakin dan percaya TUHAN tahu yg terbaik buat Netha dan keluarga kami.
Terima kasih sudah menjadi berkat buat saya melalui cerita tentang Nela, saya akan berjuang terus semampuku untuk kesembuhan Netha yg tentunya dengan doa dan pertolongan TUHAN YESUS.
Salam dan Gbu
Mei
Saya menangis membaca comment Mei ini. Sungguh pergumulan yg begitu luar biasa. Tapi yakin dan percayalah kalo Tuhan Yesus pasti memberikan yg terbaik untuk Mei dan keluarga, terlebih untuk Netha. Kehadiran Netha merupakan anugerah yg terindah dari Tuhan buat Mei & keluarga, Tuhan pun pasti akan memberikan jalan yg indah dan terbaik untuk kesembuhan Netha.
Tadi malam pas belanja di supermarket saya melihat sebuah buku tentang anak2 yg melewati masa2 dimana mereka sakit. Salah satu kalimat yg ada di cover buku itu membuatku tertarik utk menuliskannya disini. “Sakitku bukanlah derita namun indahnya sebuah cerita….”
Dari sini, tempat yg jauh dari kediaman Mei kami sekeluarga turut mendoakan untuk kesembuhan Netha. Tetap berjuang ya Netha… tetap berjuang ya Mei dan suami… Mujizat itu pasti nyata.
Tuhan Yesus memberkati.
alhamdulillah…selama hamil andini lancar dan berencana normal, tp saat lahiran kata bidan yg biasa cek rutin bundanya harus sesar,…..proser sesarnya pun lancar, dan andini pun sehat, skrng andini udah mau 1,5 tahun…salut buat mama nela ats perjuangan dan doanya….dimana setiap ibu pasti akan melakukan apapun demi anaknya…peluk cium bunda andini utk nela, moga nela sehat slalu…
Syukurlah semuanya lancar2 ya bunda Andini…. Yup benar, seorang ibu pasti akan melakukan apapun demi anaknya… peluk cium juga dari nela….
Thank’s to God…bisa nemuin blog ini.
Bener banget kalo Tuhan itu sumber segala sesuatunya.
Satu hal yang saya dapatkan “Apa yang Tuhan mulai, akan Tuhan selesaikan”.
Ga ada yg dikerjakan setengah2.
Sekarang aku hamil 3bulan, dan bener2 cerita dari Kak One sangat memberkati ku. Salam buat Adek Nela…
Tuhan Yesus berkati kak One sekeluarga…
Kuasa Tuhan memang sungguh tak terbatas… apa yg kita kira mustahil, ternyata sangat mungkin bagi Tuhan.
Semoga kehamilannya berjalan lancar ya mbak..sampai tiba waktu lahiran nanti. Selalu yakin dan percaya kalau Tuhan pasti sudah menyediakan yang terbaik untuk kita…
Salam juga dari Nela….
Tuhan Yesus memberkati mbak Claudia sekeluarga….
sungguh sy mnangis bc crta mbk smp terisak isak, mengingatkan pd keadaan sy. sy telat mens hmpir satu bulan, dua kli testpack positif. tp pas d usg, kt dokter msh blm ada tnda tnda khmilan. jd blm bs fktakan klo sy hamil. mlh dtmukan kista kiri kanan 3.3 & 4.7 cm. sedih….bgt rasax mbk. takut trjdi apa apa pd rahim sy ataupun janin sy klo mmg Allah bnr bnr sdh mnganugrahi sy kehamilan itu. q jg takut bgt klo smp positifku kmrn krn efek dr kista sj.. tp jauuuhhhh di dasar hati sy, sy mrsakan bhwa mmg sy sdh hamil, sy yakin sy hamil.. sy percaya, Allah pasti akan menolong dan mngabulkan doa sy..aplg stlh mmbc crta mbk, sy smkin yakin bhwa sy dan janin sy pasti bisa mnghdapi smua ini, yakin bahwa kuasa Allah sangat besar. yakin bahwa Allah akan sllu bersama kita, menolong kita, dan mengasihi kita. semoga d rahim sy mmg sdh ada janin dan janin sy kuat, bhkan sangat kuat dan bs menang mlawan kista itu. amiin…
mkasih jg ya buat kakak nela yg udh memotivasi aku….
Amin…
Selalu yakin dan percaya mbak, kalau Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik…
Semoga semuanya lancar2 ya mbak…
Mbak masih d kediri, boleh tau kontaknya?? Saya Nganjuk, kalau boleh tolong hubungi saya lewat email. Saya ingin berteman dengan mbak. Email : lala.mifta91@gmail.com
Maaf mbak baru baca commentnya…
Sdh gak di kediri lagi mbak,, kontak sy di sonelia.karolin@gmail.com.