Feeds:
Posts
Comments

Hallo… Ketemu lagi… Setelah sekian lama blog ini berdebu karena tak pernah diurus2, kini aku datang lagi… Semoga masih ada yg ingat sama blog ini.. πŸ™‚
Tahun 2015 sudah berlalu, dan aku sama sekali belum sempat menulis disini tentang hal2 yg aku dan keluargaku alami selama 6 bulan terakhir ini. Pingin cerita banyak tapi sekarang bingung deh mau mulai dari mana… karena itu ceritanya aku cicil2 aja ya…sekelumit kisah yang tersisa di tahun 2015 kemarin….
1. Nela sekolah
Setelah bulan Juli 2015 kemarin sepulangnya dari kampung suami di Sumatera Utara aku akhirnya memasukkan Nela ke sekolah TK. Nela bersekolah di TK Kristen Kotamobagu. Dulu Nela pernah bilang padaku kalau dia ingin sekali bersekolah di sekolah tempat mama atau papanya bersekolah dulu. Dan kini keinginan nela terwujud. Dulu aku juga adalah murid di TK Kriaten Kotamobagu, dan 29 tahun kemudian anakku kini bersekolah di situ. Bahkan guruku dulu sekarang menjadi kepala sekolah di TK itu… Waktu ternyata begitu cepat berlalu ya… Serasa masih terbayang kenangan ketika sekolah TK dulu, tak terasa itu ternyata sudah puluhan tahun lamanya…

2. Selamat Tinggal Kediri…
Tepat 9 tahun 5 bulan aku menetap di Kota Tahu ini… Dan bulan Oktober 2015 kemarin saatnya aku mengucapkan selamat tinggal bagi kota ini… Sembilan tahun penuh kenangan, suka duka, perjuangan dan persahabatan. Kota ini adalah tempat aku menjalani sekolah kehidupan. Awal mula bekerja kulalui di kota ini. Menjalani kehidupan pernikahan dan membangun rumah tangga di kota ini. Menjalani masa2 sulit kehamilan di kota ini. Anakku pun lahir di kota ini. Ari2 anakku pun tertanam di kota ini. Di kota ini kami punya begitu banyak teman yg sudah seperti keluarga baik di lingkungan kantor, kompleks maupun gereja. Di kota ini kami sudah punya begitu banyak kenalan, mulai dari tukang sampah, tukang bangunan, tukang becak (yg sampai mengantar dan menemani aku angkut2 barang pindahan ke pelabuhan peti kemas tanjung perak), pemilik depot langganan, tukang jualan makanan, agen travel, rental mobil dan masih banyak lagi yg tidak dapat kutulis satu2… Sampai2 pas mau pindahan aku jadi merasa gak enak karena gak bisa pamit satu2 secara langsung ke mereka… Puji Tuhan pas 2 minggu sebelum meninggalkan kediri di rumah ketempatan jadwal kebaktian kaum ibu. Jadilah dalam ibadah tersebut aku sekalian pamit ke teman2 gereja..
2 kata yg bisa kuungkapkan selama tinggal di kediri adalah Luar Biasa… Luar Biasa karena Tuhan boleh mengijinkan aku melewati tahun2 kehidupan di tempat ini.. Tempat yg sebelumnya asing bagiku tapi akhirnya menjadi rumah dan sekolah yg menempa hidupku. Banyak yg bertanya kenapa aku memilih meninggalkan kediri… Dan bolehkah aku menjawab bahwa hidup adalah pilihan…? πŸ™‚
Acara pamitan dengan teman2 kantor jg begitu mengharukan. Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih dan rasa syukur karena boleh dan pernah menjadi bagian dari keluarga besar PLN Area Kediri.

3. Manado, aku datang…
Yup… Akhirnya dari Kediri aku mendarat di kota ini.. Memulai dan menata kehidupan di kota ini. Manado…, aku datang!

bersambung…. (kayak cerbung aja πŸ™‚ )

Liburan….

Tak banyak foto memang yg bisa ku tampilkan disini. Kondisi macet berjam-jam saat menuju ke lokasi membuat kami masuk ke tempat yg begitu terkenal ini sudah di penghujung sore. Tak apalah. Jika Tuhan berkenan semoga di lain waktu kami masih bisa datang kesini, menghabiskan waktu lebih lama untuk menikmati pemandangan yg luar biasa indahnya… πŸ™‚

IMG_20150719_190658

Ayo tebak... Nela ini lagi berfoto di mana....??

Ayo tebak… Nela ini lagi berfoto di mana….??

Yang terlihat hanyalah air dan air.... Ini sebenarnya di mana ya? :-)

Yang terlihat hanyalah air dan air…. Ini sebenarnya di mana ya? πŸ™‚

Lihat foto ini pasti langsung ketebak kan kalo nela lagi berada di mana.... :-)

Lihat foto ini pasti langsung ketebak kan kalo nela lagi berada di mana…. πŸ™‚

Yup… Nela ini lagi di kampung leluhur… Menikmati indahnya pemandangan sekaligus merasakan dinginnya air danau Toba…. πŸ™‚

Rumah Tangga

Nela : “Mama, coba gambar rumah tangga disini…” kata Nela sambil menyodorkan buku gambarnya padaku.

Aku : “Rumah tangga?”

Nela : “Iya Mama, gambarkan rumah yang didepannya ada tangga. Itu namanya rumah tangga…”

Aku : “Oh itu ya…”
Aku pun langsung menggambar sebuah rumah mungil yang sederhana dan didepan rumah itu ada beberapa anak tangga yang menuju ke pintu rumah.

Aku :”Seperti ini yang Nela pingin mama gambar?” tanyaku sambil memperlihatkan gambar yg kubuat.

Kulihat Nela menautkan alisnya tanda sedang berpikir.

Nela : “Coba mama tambah gambar Papa disini” kata Nela sambil menunjuk ke bagian depan gambar rumah yang kubuat.
Akupun mengikuti apa yang nela katakan, menggambar orang laki2 di depan rumah tersebut.

Aku :”Sudah… Seperti ini kan?” kataku sambil memperlihatkan gambar twrsebut…

Nela : “Coba mama tambah lagi gambar mama dan Nela di sebelah gambar Papa…” kata Nela

Akupun kembali menuruti permintaan Nela. Kubuat gambar orang perempuan besar dan orang perempuan kecil disamping gambar orang laki2 tersebut. Jadilah sebuah gambar rumah sederhana dengan beberapa anak tangga didepannya dan 3 orang yang sedang berdiri didepan rumah tersebut.

Aku : “Seperti ini gambarnya?” tanyaku sambil menunjukkan gambar tersebut pada Nela.

Nela : “Iya…seperti ini. Ini namanya rumah tangga, Mama…Ada rumah dengan tangga didepan rumah, lalu ada Mama, ada Papa dan ada Nela…” kata Nela sambil mulai memberi warna pada gambar tersebut. Aku terharu mendengar ucapan putri kecilku. Itu adalah gambaran Nela tentang rumah tangga. Perfect….

Tuhan memberi kami sebuah ladang. Kami menabur benih kasih sayang di ladang itu. Memupuk tanahnya dengan kepercayaan. Membiarkan hujan dan kemarau turun diatas ladang itu, karena memang begitulah seharusnya. Kami merawat ladang tersebut dengan cinta, dan terselip suatu pengharapan bahwa dimusim menuai nanti hasil apapun yang akan kami tuai, itu adalah hal terbaik yang Tuhan berikan bagi kami. Ladang itu bernama…. Rumah Tangga.

Sekitar setahun yg lalu di kantor kami diedarkan form isian untuk seluruh pegawai, dimana dalam form tersebut kita harus mengisi nama istri/suami, pekerjaan istri/suami dan tanggal pernikahan. Nah, ternyata bapak2 diruanganku itu berpikir lama sekali saat mengisi form kolom tanggal pernikahan.

Pak A : “Saya lupa nikahnya tanggal berapa, yg cuma saya ingat malam hari setelah nikah itu hujannya deras banget….”

Pak B : “Bulannya sih saya hafal, tp tanggalnya lupa. Sudah lama berlalu soalnya…”

Pak C : “Saya mau nanya istri dulu ah…”katanya sambil mengeluarkan handphonenya. Ruanganpun jadi rame dan heboh.

Aku : “Yakin nih pak mau nelpon istri?”

Pak C :”Waduh kalau nelpon alamat dimarahi nih.. Masak gak hafal tanggal pernikahan sendiri”. Katanya sambil garuk2 kepala.

Aku : “Lihat aja di ESS, kan semua data kita ada disitu”
Dengan gerakan kompak ketiga bapak tersebut langsung memelototi komputer masing2.

Pak A :”Ini ketemu datanya di ESS….Selamat deh…” katanya sambil.mengelus2 dada

Pak A dan B :”Iya…selamat deh kita” terdengar ucapan lega dari mereka berdua.

Ruanganpun kembali heboh dan rame dengan sorakan lega dan tawa bapak2 tersebut. Mungkin karena mendengar ruangan yang rame, atasanku lalu keluar dr ruangannya dan berdiri tepat di depan meja kerjaku.

Pak Bos :”Ada apa sih mbak, kok rame banget?” tanya beliau kepadaku.

Aku :”Ini lho Pak, kita kan disuruh isi form yang dari SDM dan pas mau ngisi Pak A, Pak B dan Pak C lupa tanggal pernikahan mereka”

Pak Bos :”Oh gitu” kata beliau mengganguk-anggukan kepala sambil menatap satu persatu Pak A, Pak B dan Pak C. Yang ditatap hanya tersenyum malu.

Aku :”Oh ya Bapak belum ngisi formulir juga kan, kalo gitu sekalian aja diisi Pak biar bisa diserahkan ke SDM” kataku sambil menyerahkan form itu kepada atasanku.

Beliaupun lalu masuk keruangannya. Tak sampai 10 menit kemudian terdengar suara beliau yg memanggilku untuk masuk keruangannya.

Aku :”Ada yang bisa saya bantu Pak?”

Pak Bos :sambil tersenyum lebar padaku. “Mbak, di ESS untuk cari tanggal pernikahan itu ada di menu apa ya?”

Aku bengong sejenak tapi kemudian bertanya ke beliau dengan suara yang keras.

Aku :”Jangan bilang kalo bapak juga gak hafal tanggal pernikahannya ya?”

Pak Bos :”Jangan keras2 mbak, nanti yang lain dengar.” kata beliau dengan raut wajah yg menurutku bukan beliau banget. Raut wajah yang Lucu….

Akhirnya aku pun hanya tertawa terbahak-bahak dan atasanku itu mau tak mau akhirnya ikut tertawa juga… πŸ™‚

Kadang aku berpikir, apa memang kebanyakan bapak2 sudah lupa ya akan tanggal pernikahan mereka???? Apakah memang seperti itu kenyataannya???? Lupa karena kejadian itu sudah lama berlalu?

Aku tak pernah berharap suamiku memberiku bunga atau kejutan romantis di hari pernikahan kami. Karena bagiku melewati hidup bersama, menjalani kehidupan suka dan duka bersama dan melihat keluarga kita diberi kesehatan itu sudah merupakan berkat yg luar biasa. Tapi sebagai seorang istri, ada satu harapan yg tersimpan dalam lubuk hatiku… Walaupun tanpa bunga dan kejutan2 lainnya aku berharap suamiku sampai kapanpun masih mengingat tentang hari itu….mengingat tentang sebuah hari, sebuah tangggal, sebuah bulan dan sebuah tahun dimana pada saat itu dia memintaku untuk menjalani hidup bersamanya dan di depan altar aku menjawab “Ya… Saya bersedia!”

Tentang Atasan

Selama hampir 9 tahun bekerja di perusahaan ini, kalo di hitung2 aku sdh 6 kali ganti atasan langsung…dan atasan langsungku itu semua menjabat sebagai asisten manajer. Dari 6 orang atasan itu tentu ada suka dukanya saat kami bekerja sama. Tapi seandainya disuruh memilih yg paling berkesan, maka dalam pilihanku ada 2 orang yang paling berkesan selama menjadi atasanku yaitu atasanku yang ke-2 dan ke-6 ini.
1. Atasan ke-2
Inisial namanya Bapak NI. Beliau menjadi atasanku saat aku baru 2 bulan bekerja di perusahaan ini alias masih sebagai siswa ojt. Sebagai anak baru tentu banyak hal yang harus kupelajari, dan beliau sangat membagi ilmunya padaku. Banyak hal yg kupelajari dr beliau. Beliau menyuruhku untuk belajar langsung ke lapangan, ikut piket gangguan agar tahu permasalahannya langsung, bukan hanya belajar dr buku dan belakang meja. Setiap kali mau ke lapangan, beliau pasti mengajakku. Menyusuri desa demi desa, meninspeksi jaringan demi jaringan. Jika beliau diundang rapat, selalu aku diajaknya utk ikut serta. Bahkan teman2ku pasti heran kalau beliau dinas hanya berangkat sendiri. Dari sering ikut beliau blusukan jaringan akhirnya aku bisa keliling juga mengitari seluruh wilayah kerja kantorku saat aku msh berstatus siswa ojt. Beliau menjadi pembimbing yg sangat baik untukku, baik di lapangan maupun utk tugas2 di dalam kantor. Menjadi pembimbing saat aku menhadapi ujian telaah staf, dan Puji Tuhan aku bisa melalui ujian itu dengan baik. 2 bulan setelah aku menerima SK pengangkatan sebagai pegawai, beliau pindah ke Jakarta. Sedih? Tentu… Karena beliau yg menjadi pembimbingku selama ini.. Saat itu aku merasa kehilangan. Tapi kuingat selalu pesan beliau padaku saat mau pindah :”walau menghadapi situasi sulit apapun, janganlah terpengaruh oleh apapun… Tetaplah menjadi diri sendiri”.

2. Atasan ke-6
Inisial namanya Bapak GIH. Beliau ini adalah atasanku yang sekarang, yg sebentar lagi akan pindah tugas ke Area lain.. Ini tinggal menunggu sertijab aja….Pernah kutuliskan di blog ini tentang beliau (baca : Pak Boss oh Pak boss…. Dan Jangan jutek-jutek lho Pak). Walaupun beliau orangnya jutek dan serius, tp bekerja dengan beliau sangat mempunyai kesan tersendiri… Dibalik sikap serius dan juteknya itu, ternyata beliau adalah seseorang dengan pribadi yg menyenangkan. Beliau ternyata gemar bercanda juga (tidak semua org tahu hal ini), dan yg membuatku salut beliau adalah type atasan yg siap pasang badan utk stafnya. Walaupun agak jutek pada stafnya, tp di depan org lain beliau tidak pernah menjelekkan stafnya. Beliau turun tangan langsung mengerjakan pekerjaan atau masalah yg di hadapi stafnya, memberikan solusi dan pengawasan yg sangat teliti terhadap pekerjaan. Dari beliau aku belajar banyak hal… Jangan menjadikan kelemahan sebagai alasan tetapi jadikan kelemahan itu tantangan dan peluang untuk hal yang lebih baik… Kadang aku sering kesal juga sih sama beliau, krn disaat kita momennya lagi pas utk bercanda, beliau malah menanggapinya serius. Disaat momennya serius, eh beliau malah menimpalinya dengan candaan. Dan aku adalah orang yg sering jadi korban candaannya… πŸ™‚ contohnya ya suatu hari aku diajak beliau utk rapat ke surabaya. Krn laptopku sering trouble, dan laptop kantor juga dipakai semua, maka maksudku itu mau bilang ke beliau agar beliau bawa laptop jg utk rapat, makanya aku tanya begini :
Aku : “Pak, utk rapat besok bapak bawa laptop juga kan?”
Pak Bos : sambil menatapku serius… “Nggak mbak, besok sy bawa kompor kok”
Aku : bengong….
Pak Bos : ” Ya iyalah…. Tentu saja saya bawa laptop lho mbak….” katanya sambil tertawa dan berjalan meninggalkanku yg masih bengong di ruangan.
Siapa coba yg tidak kesal dikerjain seperti itu…. Tapi adakalanya aku dibuat terharu jg oleh sikapnya. Pernah satu waktu aku sedang mengerjakan kerjaan yg bisa di bilang lagi banyak2nya. Maklum ada kerjaan mendadak disamping kerjaan rutin yg juga msh menumpuk.Saat menjelang siang hari beliau menanyakan ttg pekerjaan tersebut, dr 5 kerjaan dadakan yg diberikan aku br bisa menyelesaikan 3. “Yg 3 itu sdh sy kirim ke email bapak, yg 2 msh sy kerjakan. Mungkin agak sore br bisa selesai pak” kataku saat itu. Beliau hanya mangut2 saja, tak ada komentar. Saat itu aku berpikir jgn2 beliau marah krn aku blm bisa menyelesaikannya. Tp ternyata dugaanku salah. Menjelang sore hari, pas aku br saja menyelesakan yg ke-4 dan siap2 mau lanjut kerjaan ke-5, beliau menyodorkan berkas padaku yg ternyata berisi pekerjaan ke-5 yg sdh selesai dikerjakan oleh beliau. Padahal saat itu aku tahu beliau jg lagi sibuk2nya tp msh bisa mengerjakan pekerjaan itu. Aku jd merasa gak enak saat itu.
Aku : “Bapak ngerjakan ini sendiri? Wah sy jd gak enak pak”
Pak bos : ” Gak apa2 mbak, sy lihat sampean sdh berusaha keras juga sampe gak istirahat. Mumpung sy bisa ngerjakan, ya sy kerjakan. Skrg tinggal sampean periksa lagi trus segera dikirim ya” katanya sambil berlalu dr mejaku.Kata2nya itu barusan jg menyadarkanku kalau dr pagi itu aku blm istirahat dan ternyata perutku sdh bunyi kriuk2 minta diisi.
Aku : “Pak…” panggilku ke beliau sebelum beliau masuk ke ruanganya. “Trima kasih ya Pak”. Ucapku yg hanya di balas dengan senyum oleh beliau. Dan kejadian seperti itu tidak hanya terjadi sekali, tp beberapa kali. Pernah juga saat bagian kami di beri tugas utk bertanggung jawab atas pelaksanaan rapat kerja di area. Di sela2 lagi nyusun presentasi,kontrak kerja dan data pendukung lainnya, atasanku itu bertanya.
Pak bos :”Mbak, untuk komitmen yang akan ditandatangani besok di raker apa sdh dicetak?”. Dan betapa lalainya aku karena bisa lupa akan hal itu.
Aku :”Belum Pak….Itu komitmen formatnya seperti apa sih Pak?”
Pak bos : “Waduh… kok bisa lupa ya. Seperti itu lho mbak” tunjuk beliau ke salah satu bingkai komitmen yang ada diruangannya. Mana saat itu sdh menjelang malam hari dan tinggal aku dan beliau yang tersisa diruangan kerja bagian kami.
Aku : “Iya Pak, saya buatkan dulu… cuma ini harus di print di percetakan, karena kita gak punya printer yang bisa ngeprint ukuran A3 pak…”
Pak bos : ‘Ya sudah, sampean buatkan aja nanti saya bawa ke percetakan. Disini percetakan yang bisa ekspres itu dimana ya mbak, sampean tolong kasih tahu saya…”
Setelah aku selesai membuat format komitmen dan menerangkan arah jalan dan alamat menuju ke percetakan dengan panjang lebar (karena saat itu beliau masih baru bertugas disini dan belum terlalu hafal jalan2di kota ini), akhirnya beliau berangkat sendiri ke percetakan itu, dan setengah jam kemudian beliau balik ke ruangan sambil menyodorkan kertas berukuran A3 yang berisi komitmen untuk ditandatangani besok. Sampai sekarang jika aku menatap komitmen itu yang terpampang di dinding ruangan kantor kami, aku jadi senyum2 sendiri… Ada cerita dibalik pembuatan komitmen itu. Dan Puji Tuhan esok harinya rapat kerja itu bisa berjalan lancar….
Kadangkala beliau jg bisa menjadi teman ngobrol yg menyenangkan, apalagi kalau obrolan menyangkut masalah kerjaan, dan kadang2 jg obrolan menyangkut anak.. Merekomendasikan susu pertumbuhan yg bagus utk anak, atau obrolan ttg mencari pengasuh anak. Mungkin banyak temanku yg tidak akan menyangka kalau beliau bisa diajak ngobrol ttg hal2 tersebut, mengingat sikapnya yg cuek, jutek dan agak kaku itu…tp percayalah…aku sering kok diajak ngobrol ttg hal2 tersebut… πŸ™‚
Aku punya cerita ttg awal pertemuanku dengan atasanku yg ke-6 ini. Aku kenal beliau di tahun 2006, saat aku baru 1 bulan kerja di perusahaan ini (msh siswa ojt). Saat itu aku diberi tugas utk melakukan inventarisasi ATTB di wilayah kerja yg dulunya masuk di wilayah kerja kami, dan saat itu terjadi pemekaran sehingga berubah masuk ke wilayah area lain. Waktu itu beliau menjabat sebagai manajer rayon di wilayah yg kukunjungi. Sebelum melakukan inventarisasi, aku dan 2 org pegawai lainnya laporan dulu menghadap ke beliau selaku manajer rayon. Selama percakapan berlangsung, aku membuat penilaian sendiri bahwa beliau ini orangnya sangat kaku, serius dan agak jutek.. Sampai2 batinku saat itu :”amit-amit deh dapat atasan type seperti itu”. Setelah itu aku sempat bertemu dengan beliau jg dalam berbagai kesempatan rapat, beliau saat itu sdh pindah tugas ke area lain dan menjabat sebagai asisten manajer. Dan penilaianku terhadap beliau msh tetap sama…. Siapa yg menyangka 7 tahun kemudian dari pertemuan pertama itu (dr aku yg membatin amit-amit itu) beliau lalu menjadi atasanku? Sungguh tak terselami rencana Tuhan bukan? Dan siapa yg menyangka pula selama 1,5 tahun menjadi staffnya, ternyata Penilaianku pada beliau sdh berubah dr penilaian awal…Jangan menilai seseorang dari luarnya saja… Oke, beliau mmg cuek, serius dan agak jutek. Tp itu hanya luarnya saja. Selebihnya beliau ternyata begitu baik (ini menurut penilaianku lho)… Minggu lalu saat berbincang-bincang dengan beliau, aku diberi pesan yg intinya sama seperti pesan atasanku yg ke-2. “Dalam keadaan apapun, tetaplah menjadi diri sendiri. Jika kita yakin prinsip kita itu benar, maka pertahankan itu. Jangan terpengaruh oleh orang lain atau hal2 lain yang bisa menjerumuskan kita”… Oke Pak, selamat bertugas di tempat yg baru ya…. Selamat karena bisa kumpul sama keluarga lagi di kota yg sama…. Dan doakan agar sy bisa mengikuti jejak bapak, bisa pindah ke kota asal saya…. πŸ™‚ Diaminkan saja ya…. Amin…

Foto seminggu yang lalu saat atasanku, aku dan teman2ku dalam acara rapat penjelasan DPT.

Foto seminggu yang lalu saat atasanku, aku dan teman2ku dalam acara rapat penjelasan DPT.

Update lagi….

Belum sempat menuliskan apa2 setelah beberapa waktu lamanya vakum… Kali ini posting foto2 aja ya…. Smoga ada yg kangen, hehehehe….

IMG_20150315_131642

Di MTC Manado

IMG_20150314_123534

Main ayunan di Manado Town Square

IMG_20150314_200824

Nela sekarang rajin belajar lho…

IMG_20150219_123706

Dengan Papa di Kediri Water Park

IMG_20150307_130504

Di rumah Kediri

4 Tahun….

Bulan November sudah mau berlalu dan diriku belum sempat menuliskan disini tentang Ulang Tahun Nela.. Ya… Tanggal 6 November lalu Nela genap berusia 4 tahun. 4 Tahun….. Putri kecilku kini ada diusia itu. Teringat lagi setiap hal tentang kasih setia Tuhan dan waktu terindah yg boleh diberikanNya untuk kehadiran Nela dalam hidup kami. ah, waktu berjalan begitu cepat. Serasa baru kemarin diriku mengandung Nela, melahirkannya dan melewati waktu dengannya dan tak terasa kini sudah 4 tahun usianya. Selamat Ulang Tahun yang ke-4 Putri kecilku… Tetaplah selalu menjadi anak yang takut akan Tuhan. Janganlah melupakan setiap ajaranNya dalam tahun2 kehidupanmu… Bersandarlah terus padaNya. Kami selalu percaya Kasih dan setia Tuhan akan selalu menyertai dan memberkatimu….

IMG_6823

IMG_20141104_082611

Belajar…..

Hidup adalah proses belajar….

Belajar apapun….

Saat kita bekerja, belajar bukan hanya berarti hanya sebatas mengikuti diklat ataupu kursus. Tapi banyak hal-hal lain ang patut kita pelajari dari sekeliling kita. Entah dari atasn kita, rekan kerja ataupun orang2 yang ada disekeliling kita. Begitu pula dirumah, dari suami, istri, anak, orang tua, pembantu maupun tetangga kita, banyak hal-hal yang sangat perlu untuk kita pelajari.

Belajar…. Ya belajar….

Belajar sabar walaupun terbebani…..

Belajar mencintai walaupun kadang tersakiti…..

Belajar setia walaupun banyak godaan…..

Belajar ikhlas meskipun tak rela…..

Belajar tersenyum walaupun penuh beban…..

Belajar jujur walaupun pahit…..

Belajar memilih meskipun sulit…..

Belajar menerima apapun dengan syukur …..

Belajar apapun yang bisa kita pelajari dalam hidup ini…..

Untuk menjadi dokterΒ  ada sekolahnya…. Untuk menjadi insinyur ada sekolahnya… Untuk menjadi ahli ekonomi ada sekolahnya….

Tapi untuk menjadi orang tua yang baik, tidak ada sekolahnya…..Β  itu hanya bisa diperoleh dengan belajar dari pengalaman. Belajar meminta hikmat kepada Tuhan… belajar tentang hal sekecil apapun…. dan belajar menggunakan naluri….

Maafkan kami Nak, karena belum bisa menjadi orang tua yg baik untukmu…… *edisi sedih karena tak bisa pulang menengok Nela di hari libur ini* 😦

180620112512-kecil

Belajar mengenal Firman Tuhan walaupun masih kecil

Sekian lama tak dikunjungi akhirnya sore ini sempat mampir disini lagi… Banyak cerita, banyak kisah, dan semuanya terlewatkan untuk kutulis disini… 😦

Minggu lalu…… aku kembali pulang ke Manado… Selalu ada rasa rindu untuk kembali pulang kesana… Dulu, saat aku masih kuliah aku ingin sekali pergi merantau ke luar Manado. Dan ketika impian itu tercapai dengan aku diterima bekerja dan ditempatkan di Kediri, kini malahan aku merasa ingin balik lagi ke Manado… Mungkin bisa dikatakan betapa aku kurang mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan kepadaku ya… Tapi sungguh, semakin bertambahnya usia aku semakin ingin dekat dengan orangtuaku. Ada disamping mereka dimasa tua mereka… Dan aku tahu orangtuaku juga demikian, mereka pun ingin dekat dengan anak2nya. Kami cuma 2 bersaudara, dan kini dua2nya bekerja di luar Manado.Β  Pasti ada rasa kesepian juga di hati mereka…

Minggu lalu ….. saat perjalanan mengunjungi adikku yang bekerja di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, aku semakin merasakan betapa bersyukurnya aku memiliki orang tua yang selalu mensupport kami. Seperti Mama dan Papaku yang sering mengunjungi aku di Kediri, saat ini mereka juga bolak-balik Kabupaten Bolaang Mongondow Timur untuk menemani adikku. Aku kadang berpikir, jika Tuhan memberikan umur panjang padaku dan suamiku apakah kami juga nanti akan bisa seperti mereka? Selalu ada kapanpun saat anak2nya membutuhkan?… Ironis sekali saat aku menulis hal ini, karena sekarang ini pun kami tidak bisa ada disamping Nela disaat Nela membutuhkan kami…

Maafkan kami ya, Nak….

Mingu Lalu…. Mama bisa memelukmu, mama bisa bersama dengan Nela dan menghabiskan 4 hari kebersamaan kita. Itu adalah hari2 yang begitu berharga, bagi Mama dan juga bagi Nela. Dan bolehkah Mama terus berharap saat2 seperti itu akan selaluΒ  jadi milik kita?

Ketika jarak yang jauh terbentang diantara kita, hanya doa dan berserah pada Tuhan Yesuslah yang bisa kami andalkan. Dan kami selalu yakin, pasti ada jalan terindah yang akan Tuhan berikan….

Hidup adalah pilihan…..

Dan aku sangat bersyukur keluarga dan atasan di tempat aku bekerja bisa mengerti dengan pilihan yang aku ambil. Keputusanku ini mungkin mengecewakan orang lain, tapi setidaknya aku ingin jujur…. jujur bahwa inilah memang pilihan yang sesuai dengan kata hatiku. Pilihan yang berasal dari lubuk hatiku yang terdalam. Aku hanya ingin mengawali dengan tanpa ada dusta. Aku tidak ingin berkata sanggup padahal kenyataanya aku tidak sanggup dan hanya menggerutu di kemudian hari.

Kata-kata Manajer di tempatku bekerja tadi pagi saat aku menghadapnya dan memohon maaf karena aku belum bisa memenuhi harapannya dalam mengemban suatu tugas membuat aku menjadi kuat. Selama beberapa waktu ini aku bergumul tentang apa yang menjadi keputusanku. Aku hanya bisa berserah, dan Tuhan memberi diriku kekuatan untuk mengatakannya pada atasanku.

“Maaf Pak, jika saat ini saya belum bisa memenuhi harapan bapak. Keputusan final memang ada ditangan Bapak, tapi setidaknya apa yang menjadi pilihan saya saat ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Bapak dan Perusahaan.” Ucapku pada beliau tadi pagi.

Diluar dugaan beliau tersenyum dan bilang begini : “Tidak apa2 mbak, bukankah hidup ini adalah pilihan? Saya mengerti dan bisa menerimanya”. Senyumnya begitu tulus padaku.

Puji Tuhan. Hatiku sungguh terasa lega mendengar perkataannya itu.

Terima kasih ya Pak….. Hidup ini memang adalah pilihan, dan saya bersyukur bapak bisa menghargai pilihan yang telah saya ambil.