KEPADA ANAKKU
Tanganku sibuk sepanjang hari. Aku tak punya waktu luang
Bila kau ajak aku bermain, ku jawab “Ibu tak sempat, Nak!”
Aku mencuci baju, menjahit, memasak. Semua untukmu.
Tapi bila kau tunjukkan buku ceritamu, atau mengajakku berbagi canda
Ku jawab “Sebentar, Sayang”
Di malam hari kutidurkan kamu. Kudengar doamu, kupadamkan lampu
Lalu berjingkat meninggalkanmu.
Kalau saja aku tinggal barang satu menit lagi….
Sebab hidup itu singkat, tahun-tahun bagai berlari
Bocah cilik tumbuh begitu cepat.
Kamu tak lagi berada di sisi Ibu, membisikkan rahasia-rahasia kecilmu
Buku-buku dongengmu entah dimana.
Tak ada lagi ajakan bermain
Tak ada lagi cium selamat malam
Tak kudengar lagi doamu
Semua itu milik masa lalu.
Tanganku dahulu sibuk, sekarang diam.
Hari-hari terasa panjang membentang
Kalau saja aku bisa kembali ke masa lalu
Menyambutmu hangat di sisiku, memberimu waktu dan hatiku!
“Kita melakukan banyak kekeliruan dan kesalahan, tapi kejahatan kita yang utama adalah mengabaikan anak, menyepelekan mata air kehidupan. Banyak kebutuhan kita dapat ditunda. Tapi anak tidak dapat menunggu!! Kini saatnya tulang belulangnya di bentuk, darahnya dibuat dan nalurinya dikembangkan. Padanya kita tidak dapat menjawab “BESOK” sebab ia dijuluki “HARI INI” “
– Gabriela Mistral (Children Winner of Nobel Prize for Poetry)