Feeds:
Posts
Comments

Archive for March, 2012

Kepada Anakku…..

KEPADA ANAKKU

Tanganku sibuk sepanjang hari. Aku tak punya waktu luang

Bila kau ajak aku bermain, ku jawab “Ibu tak sempat, Nak!”

Aku mencuci baju, menjahit, memasak. Semua untukmu.

Tapi bila kau tunjukkan buku ceritamu, atau mengajakku berbagi canda

Ku jawab “Sebentar, Sayang”

Di malam hari kutidurkan kamu. Kudengar doamu, kupadamkan lampu

Lalu berjingkat meninggalkanmu.

Kalau saja aku tinggal barang satu menit lagi….

Sebab hidup itu singkat, tahun-tahun bagai berlari

Bocah cilik tumbuh begitu cepat.

Kamu tak lagi berada di sisi Ibu, membisikkan rahasia-rahasia kecilmu

Buku-buku dongengmu entah dimana.

Tak ada lagi ajakan bermain

Tak ada lagi cium selamat malam

Tak kudengar lagi doamu

Semua itu milik masa lalu.

Tanganku dahulu sibuk, sekarang diam.

Hari-hari terasa panjang membentang

Kalau saja aku bisa kembali ke masa lalu

Menyambutmu hangat di sisiku, memberimu waktu dan hatiku!

Kita melakukan banyak kekeliruan dan kesalahan, tapi kejahatan kita yang utama adalah mengabaikan anak, menyepelekan mata air kehidupan. Banyak kebutuhan kita dapat ditunda. Tapi anak tidak dapat menunggu!! Kini saatnya tulang belulangnya di bentuk, darahnya dibuat dan nalurinya dikembangkan. Padanya kita tidak dapat menjawab “BESOK” sebab ia dijuluki “HARI INI” “

– Gabriela Mistral (Children Winner of Nobel Prize for Poetry)

Nela saat berusia 1 hari

Nela saat berusia 1 bulan

Digendong Oma....

25 Desember 2010, Natal pertama Nela

1 Januari 2011, Nela mengucapkan Selamat Tahun Baru... 🙂

22 April 2011, Lagi mandi, siap2 mau ikut Ibadah Jumat Agung di Gereja

Bacaan Favorit Nela adalah Alkitab Kecil

Sudah mulai belajar bergaya

Gong Xi Fat Cai

Lagi nunggu di depan rumah, siapa tahu ada yang mau berikan angpao... 🙂

Nela sayang Mama Papa

Read Full Post »

Brownies…..

Apa yang kau rasakan saat memakan potongan kue brownies? Apakah rasa manis, karena banyaknya kandungan gula dalam kue tersebut? Ataukah rasa pahit karena bubuk coklat ditaruh berlebihan? Atakah rasa gurih karena di atas permukaan brownies tersebut ditabur parutan keju??? Hmm…. kalau aku, saat memakan kue brownies pasti akan menerawang ke suatu masa yaitu masa lalu ketika aku lebih menjadi mengerti akan arti hidup ini. Hidup yang tidak hanya statis, tetapi dinamis. Hidup yang tidak hanya terpaku pada satu rasa, tapi merasakan hidup yang penuh beragam rasa.  Ada manis, gurih, maupun pahit.

Mamaku adalah seorang yang sering membuat kue brownies. Bagiku, tak ada yang bisa mengalahkan rasa brownies buatannya. Bukan hanya aku saja yang memberikan sertifikat enak untuk brownies buatan mamaku. Keluarga kami, saudara, teman-temanku, tetangga ataupun orang yang baru kami kenal yang kebetulan merasakan brownies buatan mamaku, pasti akan mengatakan enak. Sayang sekali, kemampuan mamaku itu tak menurun kepada anaknya ini J

Bicara tentang brownies, aku pernah punya pengalaman manis dengannya. Saat itu kejadian tahun 2001. Menjelang Ulang tahunku, banyak teman-teman kuliahku yang sudah menanyakan begini : ”Jadi nanti kami di traktir dimana nih? Makan dimana? Kan beberapa hari lagi ulang tahunmu one”. Memang jika ada yang berhari ulang tahun pasti kami semua rame saling minta traktir, walaupun tak semuanya terlaksana. Saat itu aku hanya menjawab :”Makan di rumah masing-masing”, maklumlah hari ulang tahunku jatuh di tanggal 30 alias akhir bulan. Tanggal segitu pasti orang tuaku belum gajian, dan sudah pasti sebagai anak yang masih dibiayai orang tua aku pun tak mau membebani mereka dengan meminta biaya ekstra untuk mentraktir teman-temanku. Tapi ternyata mamaku menyediakan kejutan untukku. Tanggal 29 malam, saat aku sudah tertidur, mamaku membuat kue brownies seorang diri di malam hari. Dan ketika pagi hari saat aku akan berangkat kuliah, mamaku memberikan brownies yang sudah di potong-potong dan ditaruh dalam tempat kue mika untuk kubawa ke kampus. Mamaku menyuruhku membawanya untuk dibagikan kepada teman-temanku. Kata beliau, anggaplah aku hanya mentraktir brownies untuk teman-temanku di hari ulang tahunku. Terharu sekali rasanya, dan itulah saat termanis ketika kulihat banyak teman-temanku yang saling berebutan kue brownies yang kubawa. Dan semua teman sekelasku akhirnya kebagian memakan kue brownies. Sederhana tapi menimbulkan kesan manis yang terus membekas dalam hidupku.

Pernah pula aku makan brownies dengan air mata yang sudah membayang di pelupuk mata. Tapi, bukan air mata kesedihan, melainkan sebuah keharuan. Peristiwa yang terjadi ketika seorang teman kuliah harus mengalami hal pahit dalam hidupnya (Tak usahlah kuceritakan peristiwanya). Hal dimana dirinya membutuhkan dukungan kami sebagai sahabatnya. Dan saat itu, kubawakan kue brownies buatan mamaku yang kami makan bersama-sama di kampus. Tujuh orang yang berkumpul saat itu. Jika aku merasakan hal yang penuh keharuan, entah apa yang dirasakan masing2 orang yang lain saat memakan brownies itu. Tapi yang pasti, sejak kejadian itu kami semua lebih memahami akan arti hidup ini, dan kami pun lebih menghargai suatu arti persahabatan yang terjalin.

Dan, kini apa yang kurasakan saat melihat  seorang anak kecil yang sedang makan brownies seperti ini?

Duh….Ternyata anakku sudah tahu nikmatnya rasa yang manis2 dan rasa coklat. Harus waspada, setidaknya bahaya sakit gigi bisa mengancam kapan saja 🙂

 

Read Full Post »